Mohon tunggu...
Sayyed Ali Rafi
Sayyed Ali Rafi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Astronomi

Seseorang yang senang mendalami astronomi. Email: salirafi8@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Seberapa Akuratkah Lubang Hitam "Interstellar" dalam Pandangan Sains? (Penutup: Pembunuh Bernama Gargantua)

7 Juni 2020   09:15 Diperbarui: 7 Juni 2020   09:20 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Piringan akresi Gargantua. Sumber: Interstellar / wallpapersafari.com

Akibatnya, badannya mulai meregang dan memanjang.  Cooper juga merasakan tubuhnya didempet sangat kuat. 

Peristiwa yang dialami Cooper saat ini disebut sebagai spagetifikasi. Ya betul, spagetifikasi. Istilah yang benar-benar digunakan astronom untuk menggambarkan peristiwa yang dialami Cooper.

Spagetifikasi. Sumber: Science News
Spagetifikasi. Sumber: Science News

Gaya pasang-surut yang ia rasakan semakin kuat seiring dengan semakin dalamnya ia jatuh, sehingga efek spagetifikasi yang ia rasakan semakin kuat pula. Sampai suatu titik saat gaya pasang-surut begitu besar hingga seluruh badan Cooper hancur sampai ke tingkat molekul. 

Faktanya, badan Cooper sudah hancur sebelum ia sampai ke event horizon. Cara terbunuh seperti ini tidak dapat dihindari begitu kita masuk ke dalam lubang hitam. Mengerikan sekali bukan?

Takdir yang Telah Ditentukan

Namun, misalkan lagi Cooper entah bagaimana selamat dari siksaan gaya pasang-surut tersebut dan berhasil melewati event horizon. Begitu mencapai event horizon, takdir Cooper sudah ditentukan. 

Tepat setelah ia melewati event horizon, ia akan tertarik menuju singularitas. Itu sudah pasti. Tidak ada cara untuk melarikan diri. 

Untuk memudahkan Anda membayangkan, perhatikan diagram daerah lubang hitam di bawah. Daerah berwarna kuning adalah daerah dimana gravitasi dapat diabaikan (saat Cooper tidak bisa menyadari bahwa dia masuk ke Gargantua). Daerah hijau adalah ergosphere, tempat frame dragging terjadi. Lalu event horizon dan kemudian takdir Cooper, singularitas.

via forbes.com
via forbes.com

Seiring dengan jatuhnya ia ke singularitas, ia dapat melihat alam semesta dari cahaya yang sudah masuk ke dalam lubang hitam, namun ia tidak dapat melihat alam semesta dari cahaya yang masih berada di luar lubang hitam karena Cooper sudah lebih dahulu tertarik ke singularitas sehingga cahaya tersebut tidak sempat mencapai Cooper. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun