Akibatnya, badannya mulai meregang dan memanjang. Â Cooper juga merasakan tubuhnya didempet sangat kuat.Â
Peristiwa yang dialami Cooper saat ini disebut sebagai spagetifikasi. Ya betul, spagetifikasi. Istilah yang benar-benar digunakan astronom untuk menggambarkan peristiwa yang dialami Cooper.
Gaya pasang-surut yang ia rasakan semakin kuat seiring dengan semakin dalamnya ia jatuh, sehingga efek spagetifikasi yang ia rasakan semakin kuat pula. Sampai suatu titik saat gaya pasang-surut begitu besar hingga seluruh badan Cooper hancur sampai ke tingkat molekul.Â
Faktanya, badan Cooper sudah hancur sebelum ia sampai ke event horizon. Cara terbunuh seperti ini tidak dapat dihindari begitu kita masuk ke dalam lubang hitam. Mengerikan sekali bukan?
Takdir yang Telah Ditentukan
Namun, misalkan lagi Cooper entah bagaimana selamat dari siksaan gaya pasang-surut tersebut dan berhasil melewati event horizon. Begitu mencapai event horizon, takdir Cooper sudah ditentukan.Â
Tepat setelah ia melewati event horizon, ia akan tertarik menuju singularitas. Itu sudah pasti. Tidak ada cara untuk melarikan diri.Â
Untuk memudahkan Anda membayangkan, perhatikan diagram daerah lubang hitam di bawah. Daerah berwarna kuning adalah daerah dimana gravitasi dapat diabaikan (saat Cooper tidak bisa menyadari bahwa dia masuk ke Gargantua). Daerah hijau adalah ergosphere, tempat frame dragging terjadi. Lalu event horizon dan kemudian takdir Cooper, singularitas.
Seiring dengan jatuhnya ia ke singularitas, ia dapat melihat alam semesta dari cahaya yang sudah masuk ke dalam lubang hitam, namun ia tidak dapat melihat alam semesta dari cahaya yang masih berada di luar lubang hitam karena Cooper sudah lebih dahulu tertarik ke singularitas sehingga cahaya tersebut tidak sempat mencapai Cooper.Â