Mari kita misalkan ruang-waktu adalah selembar kertas. Jika kita taruh sebuah bola tenis misalnya di atas kertas tersebut, kertasnya akan melengkung bukan? Hal yang persis sama terjadi pada ruang-waktu. Sebagai ilustrasi, lihat gambar di bawah:Â
Perhatikan bahwa semakin besar objeknya (semakin kuat gravitasinya), ruang-waktu dilengkungkan lebih dalam lagi. Salah satu efek dari kelengkungan ruang-waktu ini ialah yang sebelumnya disebutkan, dilatasi waktu, yang merupakan perbedaan jalannya waktu pada daerah dengan efek gravitasi yang berbeda.Â
Objek yang memiliki gravitasi lebih besar, waktunya berjalan lebih lambat. Semakin besar gravitasi sebuah objek (ruang-waktu semakin terlengkungkan), maka dilatasi waktunya semakin parah - perbedaan waktunya akan semakin besar. Lalu, bagaimana dengan ruang-waktu di sekitar lubang hitam?Â
Karena gravitasinya yang begitu kuat, ruang-waktunya dilengkungkan begitu ekstrem dan berakibat pada efek dilatasi waktu yang begitu besar. Sehingga bukan suatu hal yang dilebih-lebihkan jika Romilly mengatakan  satu jam di planet Miller sama dengan 7 tahun di Bumi.Â
Sebagai perbandingan, berikut adalah ilustrasi kelengkungan waktu yang diakibatkan oleh Matahari, bintang neutron (saya akan menulis mengenai bintang neutron pada artikel terpisah), dan lubang hitam:
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai efek dilatasi waktu yang dirasakan di Planet Miller ini.Â
Mengorbit Lubang Hitam
Agar gravitasi yang dirasakan planet tersebut cukup besar untuk menghasilkan dilatasi waktu seperti yang dikatakan Romilly, Planet Miller harus berada sangat dekat dengan Gargantua. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah.Â
Lubang hitam memiliki apa yang disebut dengan innermost stable circular orbit atau yang biasa disebut radius ISCO, yaitu radius paling kecil untuk suatu objek dapat mengorbit lubang hitam.Â