Mohon tunggu...
Nur Sakinah
Nur Sakinah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa-Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Membaca dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bagaimana Mengelola Keuangan Ekonomi dalam Menghadapi Ancaman Resesi 2023? Silahkan Cek di Sini!

9 Oktober 2022   08:42 Diperbarui: 9 Oktober 2022   09:13 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara ekonomi, guncangan ekonomi yang tiba-tiba bisa memunculkan resesi ekonomi. Berkaitan dengan banyaknya utang, individu atau kolektif. Memiliki terlalu banyak biaya, membuat dana akan meningkat secara otomatis.

  • Produksi tidak merata.

Konsumsi dan produksi merupakan basis pertumbuhan ekonomi. Menghilangkan masalah dalam siklus ekonomi ketika produksi dan skala tidak tersedia. Produksi yang ekstensif oleh konsumsi menyebabkan akumulasi. Namun, itu akan digunakan untuk tujuan komersial dan promosi. Hal ini akan menyebabkan melemahnya pengembangan diri dalam perusahaan dalam keuntungan lebih lanjut.

  • Menurunnya perekonomian.

Pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran dari kantong ekonomi dari suatu negara baik atau  buruknya. Jika pertumbuhan ekonomi dieksploitasi, lalu lintas memiliki besaran ekonomi yang besar. Target akan hidup dalam kesatuan yang akan tetap ada di PDB masa depan.

  • Perkembangan teknologi.

Dalam perjalanan perkembangan teknologi, ia menghadapi reaksi resesi ekonomi. Salahsatu contoh adalah abad ke-19 mengalami gelombang kenaikan teknologi yang hemat dalam tenaga kerja.  Revolusi, juga sebagai revolusi industri, membuat semua pekerjaan menjadi usang dan memperoleh kericuhan ekonomi.

Nasib Indonesia dalam menghadapi Resesi Ekonomi

Seperti diketahui menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, peningkatan suku bunga yang mengacu pada bank sentral beberapa negara membuat bayangann resesi ekonomi global semakin realistis. Melihat reaksi dari bank sentral AS,The Fed yang menaikkan suku bunga utama sebesar 75 basis poin pada September 2022 dari 2,25-2,5% menjadi 3,3,25%, juga menyebabkan kegemparan di beberapa bank sentral di seluruh dunia.

Menghadapi hal tersebut Bank Indonesia (BI) juga memberi keputusan untuk meningkatkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin berubah 4,25%. Suku bunga deposito juga mengalami kenaikan 50 bps menjadi 3,5%, dan suku bunga pinjaman kredit naik 50bps menjadi 5%.

Meski demikian, Sri Mulyani yakin saat mengatakan perekonomian Indonesia masih cukup sehat dan aman dari resesi yang akan datang. Hal ini berdasarkan fakta pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2022 yang berada pada arah positif dan inflasi yang masih terkendali. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen pada kuartal I 2022. Inflasi masih terkendali di 4,35 persen Juni lalu.

"Kita (Indonesia) relatif berada dalam situasi risiko (potensi resesi) disebut 3 persen," kata Sri Mulyani pada acara konferensi pers di Nusa Dua, Rabu pada bulan Juli lalu.  Ia menyetujui polling yang dilakukan Bloomberg menjadi potensi resesi di negara-negara di dunia. Sri Mulyani juga percaya diri bahwa ketahanan ekonomi Indonesia lebih kuat dibandingkan negara lain yang mengalami resesi, seperti AS dan China yang ekonominya mengalami pelambatan pada kuartal II 2022.

Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa adanya inflasi di beberapa negara seperti Uni Eropa yang menyebabkan ekonomi dunia mengalami guncangan. Termasuk juga perang Rusia dan Ukraina, naiknya harga BBM juga pangan turut memicu inflasi naik di sebagian negara.  Indonesia sebenarnya mengalami resesi pada tahun 2020 akibat COVID-19 tetapi sejak itu pulih ke pertumbuhan positif.  Indonesia mencatat tingkat inflasi tahunan sebesar 4,35% pada Juni 2022, itu jumlah tertinggi sejak 2017.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menegaskan bahwa Anggaran negara harus tetap sehat untuk membantu masyarakat dalam krisis di masa depan. Salahsatu cara yang membatu adalah membayar pajak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun