Mohon tunggu...
Sakhi Rahman Rahim
Sakhi Rahman Rahim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ

Seorang mahasiswa biasa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Covid-19 dan Munculnya Budaya Daring

16 Maret 2022   02:55 Diperbarui: 16 Maret 2022   03:00 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan tetap bisa berjalan dan usaha untuk menurunkan angka positif COVID-19 pun terlaksana. Namun jika kita melihat secara mikro, banyak peserta didik mulai dari SD hingga tingkat perguruan tinggi, mereka tidak terlalu memahami apa yang sedang mereka lakukan. Penyerapan materi pembelajaran sangat memprihatinkan. Kecurangan dalam ujian pun sangat mungkin terjadi. 

Jika KBM tiba-tiba dilaksanakan secara tatap muka, banyak peserta didik yang tidak siap karena sudah terbiasa dengan pembelajaran daring yang tidak efektif ini. Kurangnya interaksi secara langsung antara tenaga didik dengan peserta didik atau peserta didik dengan peserta didik, mengakibatkan lemahnya kemampuan bersosial peserta didik. 

Hal-hal tersebut menjadi budaya di kalangan peserta didik dan ini menjadi permasalahan yang cukup serius karena sedikitnya bekal yang peserta didik punya untuk menghadapi dunia setelah pendidikan.

2. Dampak

Permasalahan yang diakibatkan dari kebijakan pembatasan sosial, memiliki dampak yang cukup besar di masyarakat. Masyarakat belum sepenuhnya siap untuk menggunakan internet. Hal ini mengakibatkan hal-hal negatif dari internet menjadi budaya baru di masyarakat.

Total kerugian akibat cybercrime berdasarkan laporan masyarakat melalui Patrolisiber mencapai hingga Rp. 5,05 triliun. Selain itu, perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia yang belum merata mengakibatkan ketimpangan antara mereka yang mengerti teknologi dengan mereka yang tidak. 

Kurangnya pengetahuan tentang internet membuat banyak orang mudah terjebak dalam kejahatan siber. Seperti banyaknya kasus kebocoran data yang kemudian data tersebut digunakan untuk menipu orang lain di internet. Jika dibiarkan begitu saja, transaksi elektronik ini akan menjadi ladang bagi pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya.

Di sektor pendidikan, budaya bermalas-malasan akibat KBM daring juga mengkhawatirkan. Pemuda adalah satu-satunya harapan negara untuk melanjutkan estafet perjuangan negara. Namun, jika pemuda tidak memiliki bekal keilmuan dan kemampuan-kemampuan lainnya, masa depan negara akan mengalami kemunduran. 

Hilangnya semangat belajar peserta didik merupakan salah satu indikator kemunduran negara. Daya saing dari peserta didik saat memasuki dunia pekerjaan pun menurun. Bonus demografi yang negara kita punya nanti akan terbuang sia-sia jika keberlangsungan pendidikan tidak di evaluasi lebih lanjut.

3. Solusi

Perkembangan teknologi komunikasi ini, walau banyak dampak negatifnya, terdapat pula dampak yang baik yang cenderung konstruktif bagi pembangunan negara. Sangat disayangkan jika pemerintah tidak menyambut hal ini dengan kebijakan-kebijakan yang mendukung masyarakat untuk merdeka menggunakan perkembangan ini. Fungsi sosial yang dimiliki masyarakat dapat ditunjang oleh adanya internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun