Kang Cakra segera menggoreng tahu dan menyiapkan ketupatnya di piring. Begitulah cara menyajikan hucap. Tahu digoreng segera setelah ada pesanan agar disantap hangat. Kemudian dipotong-potong dan dicampur ketupat. Terakhir ditaburi saus kacang.
Sambil menunggu ia menyajikan hucap, pandanganku terpaku pada seorang anak kecil sekitar usia tiga tahun. Ia sedang asyik menyantap sarapannya sepiring hucap. Peristiwa itu menggelitik rasa keingintahuanku.
“Kang, ini anaknya?” tanyaku.
“Iya, Pak,” jawabnya.
“Punya berapa anak?” tanyaku lagi.
“Punya dua orang, Pak. Yang besar bersama kakeknya di rumah,” jawabnya menjelaskan.
“Di mana rumahnya?” tanyaku.
“Di ujung gang jalan ini, Pak.”
“Ibunya kerja?” selidikku.
“Kami sudah bercerai, Pak. Dia mengurus semua persyaratan perceraian. Saya pasrah,” cerita Kang Cakra kepadaku. Terlihat genangan air mata tapi segera ia sembunyikan dariku.
“Maaf, mengapa hingga bercerai?” selidikku lagi.