"Mau dibikinin lagi? Biar Sri bikin lagi..."
"Nggak usah Bulik ini aja," kata Ken Angrok sambil meminum kopi susunya. Ken Angrok melihat Ken Endok sedang memncari-cari sesuatu di tasnya, lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil.
"Ini, Bulik belikan jam tangan biar kamu tahu waktu kalo main," kata Ken Endok sambil memberikan kotak itu pada Ken Angrok.
"Oh iya makasih Bulik." Ken Angrok menerima kotak itu lalu membukanya. Sebuah jam tangan model sport yang selama ini dia idam-idamkan. Mereknya pun tidak sembarangan, "TAG Heuer". "Wah inikan mahal Bulik..." kata Ken Angrok berbinar-binar matanya.
"Ya mumpung Bulik masih bisa belikan, waktu itukan kamu bilang pengin punya jam tangan."
"Iya Bulik, matur suwun."
"Eh..., Ken, Kamu mau bantuin Bulik nggak?"
"Bantuin apa Bulik?"
"Bulik rencananya mau buka warung lagi di Tumapel, nanti kamu yang ngurusi sambil sekolah. Kamu juga bisa tinggal di situ jadi nggak jauh sekolahnya."
"Oh iya mau aja sih, tapi apa Bapak sama Ibu boleh saya tinggal di sendiri?"
"Biar nanti Bulik yang ngomong sama Bapak Ibumu, nanti Bulik ajari gimana cara mengelola warungnya. Tapi nanti nunggu kamu lulus SMP dulu."