"Ndak..., ndak usah. Aku disuruh Pak Lik ngurusi selama nggak musim panen. Hanya disuruh ngeliatin kalo mulai banyak rumput, tikus atau mungkin ular." jawab Kidang.
"Wooow..., kamu itu kok ndak ngomong dari tadi!," kata Gajah.
"Ya!, kayaknya cocok tampat itu!" kata Ken Angrok. "Sekarang tinggal mikir cari alasan ke Bimo kenapa mangga buat Sumi harus dikirim ke Lumbung itu," lanjut Ken Angrok.
Kelima anak itu kembali terdiam. Ken Angrok terlihat mengetuk-ngetukan jari ketanah sambil menunduk, seperti seorang yang sedang berpikir keras. Empat temannya sepertinya sudah pasrah, hanya diam menunggu apa yang akan dikatakan Ken Angrok. Tak lama kemudian, Ken Angrok meminta teman-temannya mendekat. Dia seperti memberi arahan-arahan, sementara teman-temannya terlihat hanya manggut-manggut. Kelima anak itu kemudian berdiri lalu tampak saling melambai dan berpisah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H