Mohon tunggu...
Saifoel Hakim
Saifoel Hakim Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Orang biasa yang hidup biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ken Angrok - 04

22 Juli 2023   22:36 Diperbarui: 23 Juli 2023   10:44 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Anu Ndoro, saya nunggu Ndoro selesai makan..." kata Ken Endok berkilah. Dada Ken Endok berdesir lagi melihat Bramantyo hanya mengenakan celana pendek dan kaos putih ketat membalut bagian atas badannya. Dada Bramantyo yang terlihat bidang itu membuat Ken Endok membayangkan betapa nyaman jika kepalanya bersandar di sana.

"Ya nunggunya di sini saja..., biar aku ada yang nemenin ngobrol."

"Nggih Ndoro..."

Bramantyo meletakan piringnya setelah selesai memasukan suapan terakhir ke mulutnya. Ken Endok memperhatikan hidangannya, nasi dan lauk pauknya nyaris habis sudah pindah ke perut Bramantyo. Tentu saja ini membuat Ken Endok senang, masakan 'ndeso"-nya ternyata cukup cocok untuk selera orang kota terhormat seperti Bramantyo. Bramantyo meneguk air putih di gelas hingga tandas.

"Nah ini sudah, dibereskan dulu ya... terus... heemmm," Bramantyo menghentikan bicaranya sambil menatap Ken Endok yang cantik alami itu.

"Iya Ndoro..., terus apa lagi Ndoro?"

"Kamu jadi cari tukang pijat? atau kamu saja? tadi pagikan kamu bilang bisa mijit to?"

"i... iya Ndoro. Saya ndak sempat cari tukang pijat. Dari pasar langsung masak. Kalo Ndoro mau, nggak apa-apa biar saya yang mijat.."

"Oh..., yo wis, ini dibereskan dulu. Nanti kalo sudah bilang ya, ketuk aja kamarku. Aku tak 'leyeh-leyeh' (tiduran santai) dulu..." kata Bramantyo sambil berdiri dan berbalik menuju lorong lalu masuk kamar. Beberapa saat setelah pintu ditutup, Ken Endok mendengar suara AC di kamar bramantyo dinyalakan.

Ken Endok segera membereskan meja ruang tamu yang berubah sementara menjadi meja makan itu. Sambil bolak balik dari ruang tamu ke dapur, dia terus berpikir apa dia mampu menahan diri memijat Bramantyo. Melihat tanpa menyetuh saja dadanya berdetak cepat dan berdesir-desir. Ken Endok kuatir Bramantyo tidak akan merasakan pijatannya jika dia tidak fokus memijat karena gejolak hasratnya. Dia ingat saat Ayahnya marah saat dipijit jika melakukan pemijattan setengah hati karena pikirannya ingin segera bermain dengan teman-temannya. Melihat tubuh Bramantyo yang atletis itu, selalu membuat pikirannya melayang membayangkan adegan-adegan seperti dalam buku novel yang sering dia baca. Ken Endok memang mengoleksi sejumlah buku cerita dan gambar-gambar khusus dewasa yang diperoleh dari teman-temannya, dia simpan semua itu ditempat yang aman dari jangkauan Gajah Para. Koleksi itu kini cukup bermanfaat ketika dia belum bisa mengalaminya secara nyata dari Gajah Para. Kadang, dia juga melihat filem dewasa dari HP temen-temennya secara sembunyi-sembunyi. Ken Endok memang sangat ingin punya HP namun upah Gajah Para sebagai buruh saat ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok. Gajah Para selalu mewanti-wanti agar tidak meminta tambahan uang pada orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak penting.

Selesai mencuci seluruh piring kotor, Ken Endok mengelap tangannya hingga kering. Dia menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan hatinya. Pelahan di melangkah melewati lorong dan berhenti tepat di pintu kamar Bramantyo. Dia tampak ragu-ragu akan mengentuk pintu itu, dia menarik nafas dalam-dalam lagi, memberanikan diri mengetuk pintu. Tok..., tok..., tok..., pelahan Ken Endok mengetuk pintu. Tidak ada jawaban atau respon dari dalam. Dia ulang lagi agak lebih keras mengetuk. "Yaaa..., sebentar Ken...," terdengar suara Bramantyo dari dalam. Jantungnya semakin berdebar lebih keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun