Mohon tunggu...
Saifoel Hakim
Saifoel Hakim Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Orang biasa yang hidup biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Kent Angrok - 02

18 Juli 2023   00:45 Diperbarui: 22 Juli 2023   22:23 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ken Endok merebahkan badanya di sebelah Gajah Para yang sudah tertidur pulas. Dia memandangi wajah suaminya yang terlihat kalem dan tenang. Dalam hatinya dia berniat untuk bisa membantu Gajah Para mencari tambahan nafkah. Kepandaian memasaknya sebetulnya sudah cukup dikenal di Desa Pangkur dan Campara ini. Bahkan, keluarga Tunggul Ametung juga sering memanggilnya untuk memasak. Orang-orang juga tahu, ibunya dulu sering dipanggil untuk memasak jika ada acara hajatan. Jadi sudah sewajarnya jika Ken Endok memiliki keterampilan seperti ibunya.

Kabar bahwa dia diminta memasak untuk Ndoro Bramantyo tadi, membuat semangat Ken Endok terpompa lebih tinggi untuk menjadi tukang masak yang terkenal. Jika ada modal yang cukup, dia berniat untuk membuka usaha warung atau katering. "Mas Gajah Para tidak perlu lagi menjadi buruh...," pikirnya sambil masih menatap wajah Gajah Para. Ken Endok bertekad untuk memberikan masakan yang terbaik buat Bramantyo. Jika seorang Pembesar dari kota cocok dengan masakannya, jalan untuk menjadi pengusaha kuliner akan semakin terbuka pikirnya.

Bersambung

Baca Lengkap Di Sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun