Salah satu aktiva utama itu adalah tempat tinggal. Untuk kepentingan investasi pun, sebaiknya kita tidak menjadikan rumah sebagai agunan. Bagaimana jika berutang untuk mendanai pendidikan? Apakah ada pihak kreditor yang bersedia dengan jaminan ijazah yang akan diterima? Hal ini dapat dipertimbangkan secara luas oleh stakeholder, sebagai bagian memajukan bangsa.
Lalu, bagaimana dengan nasib para pensiunan? Pada sebuah buku teks manajemen risiko, ditunjukkan skor yang lebih tinggi untuk para pensiun dibandingkan juniornya. Para pensiun diyakini memiliki banyak uang, sehingga memiliki penilaian yang tinggi di mata lembaga keuangan. Bagaimana dengan para pensiun di Indonesia? Semoga kesejahteraan para pensiunan semakin baik, sehingga tidak lagi berutang, melainkan mendapatkannya dari passive income. Boleh berutang tapi semoga tidak terjebak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H