Mohon tunggu...
Said Kelana Asnawi
Said Kelana Asnawi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen pada Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie

Dosen-Penyair, menulis dalam bidang manajemen keuangan/investasi-puisi; Penikmat Kopi dan Pisang Goreng; Fans MU

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Personal Finance: Jebakan Utang

8 April 2019   12:07 Diperbarui: 8 April 2019   12:16 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Utang merupakan bagian dari kehidupan hampir seluruh masyarakat. Banyak sisi baik dari utang, walaupun juga tak sedikit sisi buruknya.

Saat ini, banyak sekali pesan singkat yang mengiming-imingi utang yang dapat membuat kita gelap mata, seolah-olah itu dapat memberikan kemudahan hidup. Padahal, jika tidak berhati-hati, utang dapat merupakan jebakan.

Banyak Contoh orang terjebak tindakan kriminal, salah satu sebabnya karena tersangkut utang. Sisi baik utang adalah memudahkan kita untuk mendapatkan keinginan atau kebutuhan, terutama jika kondisi keuangan benar-benar sedang bermasalah.

Contoh paling mudah adalah kredit kepemilikan rumah (KPR). Untuk mendapatkan utang, maka perbankan memberikan prasyarat jumlah pendapatan minimal tiga kali dari angsuran. Itu artinya, kita harus mendisiplinkan diri dan membiasakan hidup dengan dua pertiga dari pendapatan atau disiplin diri untuk membayar kewajiban kita.

Ini bukan hal sulit, tapi juga bukan hal mudah, karena kadang utang memiliki jatuh tempo yang lama, sehingga terasa menjenuhkan. Seseorang akan langsung merasa lega jika utangnya lunas.

Disiplin Membayar Kewajiban

Jika kita memiliki sejumlah utang, berarti sisa pendapatan bebas lebih kecil dari dua pertiga pendapatan. Banyaknya utang, bukan menunjukkan kita bisa membohongi kreditor melainkan membohongi diri sendiri. Pada akhirnya, yang mengalami kesulitan adalah diri sendiri, karena kita harus membayar berbagai cicilan tetap, hingga harus menghadapi si penagih yang dapat membuat dirinya stres.

Untuk alasan ini, berpikirlah terlebih dahulu untuk tergiur utang, terutama jika kita sudah memiliki utang. Pertimbangkan baik-baik kemanfaatan utang tersebut sehingga memiliki alas an logis untuk melakukannya.

Kesampingkan keinginan atau ikuti kebutuhan, dapat menjadi rambu-rambu awal untuk berutang. Selanjutnya tanyakan lagi, apakah utang memang dibutuhkan atau tidak. Pada prinsipnya, salah satu kenyaman hidup adalah jika kita memiliki hanya sedikit tagihan, sehingga kita dapat hidup lebih bebas.

Walau demikian, bagi sebagian orang, adanya kewajiban membayar utang dapat memacu adrenalinnya untuk bekerja lebih giat. Kita dapat memilih di area mana yang lebih pas bagi kita.

Utang juga akan terasa memberatkan jika beban bunga bersifat mengambang dan konotasinya lebih sering naik. Konsekuensinya cicilan akan meningkat, dan itu akan membuat kita pusing jika pendapatan tetap. Antisipasi untuk hal ini adalah besaran sisa pendapatan yang ada memiliki kelebihan untuk kenaikan cicilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun