Mohon tunggu...
Saidatun Nia
Saidatun Nia Mohon Tunggu... Lainnya - Pengisi waktu luang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Remehkan, Justru Lejitkan Sebuah Bakat Menjadi Talenta

25 September 2020   22:22 Diperbarui: 25 September 2020   22:44 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, berilah kesempatan pada anak untuk mengungkapkan segala ide yang ada dipikirannya. Jangalah terburu-buru untuk mengungkapkan sebuah pendapat ataupun intruksi pada anak, namun dengarkan terlebih dahulu. Apabila terjadi persimpangan pendapat, cobalah untuk didiskusikan, beri ketegasan, ingat ya ketegasan bukan kekerasan.

Ketiga, memunculkan motivasi internal. Apabila tidak terjadi persimpangan pendapat, maka dukunglah anak, hindari kritik agar tidak menimbulkan kekecewaan pada diri anak.

Ke empat, memberikan kesempatan dan kebebasan dalam bereksplorasi. Kembali pada poin ke dua, di sana kita berhak untuk memberi ketegasan, namun kali ini apabila orangtua mendapati anak yang sungguh-sungguh dalam membuat keputusannya maka cobalah beri kesempatan pada anak untuk mencobanya, karena apabila anak mendapati sebuah kesalahan maka anak akan dapat menelaah berbagai sudut pandang sehingga anak dapat memecahkan suatu masalah.

Ke lima, mengembangkan cara berfikir yang fleksibel. Kata fleksibel sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti lentur; mudah dibengkokkan; luwes; mudah dan cepat menyesuaikan.

Sedangkan fleksibilitas berpikir memiliki arti kemauan untuk berubah dan mencoba hal-hal baru. Selain anak itu dibiarkan; diberi kebebasan, sebagai orangtua juga harus memperhatikan perkembangan pola fikir anak, jangan biarkan anak membeku dalam pola fikir yang kuno, stimuluslah anak dengan hal-hal baru dalam mengembangkat bakatnya tersebut.

Dari beberapa poin di atas, dapat berpengaruh penting untuk  menstimulasi dalam melejitkan bakat anak menjadi talentanya. Oleh karena itu jangan memaksakan anak untuk mengembangkan bakat lain jika pada dirinya tidak memiliki potensi pada bakat yang kita kehendaki.

Biarkan anak mengembangkan bakat sesuai apa yang ia miliki dengan suatu kreativitas yang muncul pada pemikiran anak, sehingga akan terwujudnya suatu bakat menjadi talenta, dan terwujudlah anak yang bertalenta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun