Mohon tunggu...
Sahirah Irawan
Sahirah Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Sahirah interested in business, politics, law, human rights, education and arts.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Preman Jalanan

15 Juli 2024   21:42 Diperbarui: 15 Juli 2024   22:00 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Supir angkot dengan rambut yang berantakan itu muak mendengar nyanyian Kami

Tapi dia sabar, dia paham Kami harus makan

Ibu Pertiwi, di sini tempat padi meruah beranak pinak subur nian harumnya seperti pandan

Apa pasal untuk sesuap nasi saja Kami harus menjadi badut jalanan

Apa sebab di sini masih besar orang sakit bengkak gara-gara kesusahan makan

Lantas dimana para penguasa itu?

Hei keluar lah dan urusi Kami

Bangun dari tidur di kursi mu yang megah, tanggung jawab mu banyak nian Tuan

Ibu Pertiwi

Siapa yang harus menanggung Kami di sini?

Apakah Anggota Dewan terhormat yang suka pesta?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun