Mohon tunggu...
Muhammad Ulul Azmi
Muhammad Ulul Azmi Mohon Tunggu... lainnya -

Saya hanya mencoba untuk terus memperbaiki diri dan mencoba mengingatkan orang disekitar saya disaat mereka lupa, tapi hanya itu saja. Bukan kewajiban saya untuk membuat mereka semua sesuai dengan apa yang terbaik menurut saya. Apalagi hanya untuk memenuhi keinginan saya akan mereka. [elCapitano Romanisti-Indonesia]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mantan Wartawan

20 Januari 2012   18:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:38 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jemariku teronggok kaku, memelas menahan nafas, tak ada kreatifitas.

Kenangan saat berjaya menyesakkan dada, sakit.


Aku; seorang purnawirawan wartawan, yang telah habis terkikis oleh zaman.

Mungkin kejayaanku tak ada dalam memori kalian,

akulah yang menulis setiap berita besar saat negeri kita dipimpin oleh orang besar.

Seorang presiden yang sangat independen dan kompeten.

Kata-katanya adalah sabda, dan tingkah lakunya adalah sumber berita.

Sumber uang untuk keluarga kecilku yang terjepit hutang.

Aku; seorang ayah dari anakku yang selalu merengek meminta uang sangu.

Ia tak peduli, siapa ayahnya ini.

Lelaki lemah yang hanya tahu bangku sekolah dan tak mengenal sawah.

Aku dididik untuk menjadi lelaki egois, bermuka manis, tapi tidak kritis.


PENJILAT…

Ya, aku terdidik untuk menjadi penjilat.

Mengartikan kepentingan hidup dengan bersumber pada keakuan.

Memanfaatkan siapa saja yang bermanfaat untukku.

Memamerkan senyum untuk siapa saja yang bisa menguntungkanku.

Tapi melupakan bahwa aku telah mendustai nurani.

Kalian, generasi muda yang digembar-gemborkan akan menjadi tulang punggung bangsa.

Jangan pernah mencoba mengikuti jalanku; mengatakan iya ketika nurani berteriak tidak.

Karena hanya dengan berdamai dengan hati nuranilah, kejayaan yang hakiki akan kita raih.

======

Cairo, 24  Mei 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun