Mohon tunggu...
Atika Hayati
Atika Hayati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pejuang pena

Tak ada yang mustahil jika Allah telah berkehendak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Merajut Harapan

3 November 2022   16:01 Diperbarui: 3 November 2022   16:02 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlihat orang-orang tidak seperti biasanya, mereka sibuk dengan tugasnya masing-masing, para bapak-bapak berkutat dengan dekorasi, meja dan kursi. Sedangkan para ibu-ibu dengan makan, souvenir dan hal detail lainnya. Terlihat mereka saling bahu-membahu untuk acara tersebut.

"Saya nikahkan saudara Ghazy Rakha Hakim dengan anak saya Arsyila Anindita dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai" tegas pria paruh baya tersebut sambil menjabat tangan pemuda didepannya dengan khimat.

"Saya terima nikahnya Arsyila Anindita putri bapak Yahya Efendi dengan maskawin tersebut tunai"

"Bagaimana para saksi, sah" tanya bapak penghulu, yang diikuti jawaban "sah" dari para saksi.

"Alhmdulillah" dilanjutkan dengan do'a yang dipimpin oleh bapak penghulu untuk keberkahan semuannya. Terlihat binar kebahagian dari kedua keluarga dalam merayakan hari bahagia, pesona senyum mereka terus terpancar. Hari spesial itupun diabadikan dalam album memori.

"Adek Syila, mas boleh bertanya" yang hanya dijawab anggukan saja "Adek kenapa memutuskan untuk memilih mas?" tanya Rakha memecahkan keheningan antara mereka.

"hmm, karena Syila yakin jika seseorang bisa menjaga cintanya hanya untuk Allah, maka ia juga dapat menjaga cinta pasangannya" jawab Syila sedikit gugub.

Dengan tersenyum Rakha mengutarakan bahwa dirinya sudah tertarik dengan Syila semenjak pertama kali bertemu, bermula dari Rakha yang datang terlambat menjemput Yusuf keponakannya yang tak lain adalah murid Syila di taman kanak-kanak. Dari Yusuf bocah lima tahun yang selalu menceritakan guru kesayangannya tersebut, dan dirinya yang melihat langsung ketaatan dari sosok guru tersebut, dari situlah benih-benih cinta mulai muncul.

Syila terkejut, karena dirinya juga merasakan hal yang sama, ternyata bocah tersebut juga sering menceritakan paman kesayangannya tersebut. Sungguh indah cinta mereka berdua, saling mencintai dalam diam, dalam ketaatan, dan dalam do'a hingga takdir Allah mempertemukan mereka dalam ikatan yang halal yaitu pernikahan.

***

Benih-benih cintapun mulai bersemi dan mekar seiring berjalannya waktu, sungguh indah cinta yang didasari dengan keimanan dan ketaqwaan. Apapun yang mereka lakukan berdua tak lagi berdosa melainkan berpahala, hingga tak terasa lima tahun sudah mereka bersama.

"Assalamu'allaikum" salam Syila ketika menjenguk Ella di rumah sakit dengan membawa beberapa bingkisan untuk anak kedua kakak iparnya "Barokallah ya kak Ella, semoga anak keduannya menjadi anak yang sholihah, bahagia dunia akhirat"

"Aamiin, terimakasih tante Syila do'anya. Oya kapan nih tante kasih aku adek?" kata Ella sambil memainkan tangan anaknya.

"Do'akan tante ya adek bayi semoga segera Allah kasih" jawab Syila sambil mencubit pipi bayi tersebut, sudah kesekian kali Syila ditanya terkait momongan, selalu ia jawab dengan senyuman dan minta do'a. Tak dapat dipungkiri meski ia terlihat baik-baik saja, akan tetapi hatinya rapuh. Ada rasa iri ketika melihat pasangan yang langsung dikaruniai buah hati tanpa harus menunggu bertahun-tahun.

"Tante yusuf sudah punya adek, jadi kapan tante kasih adek baru ke Yusuf?" celetuk Yusuf

"Syil, seorang wanita akan menjadi wanita sempurna tatkala ia bisa memberikan keturunan untuk keluarganya, jadi tak usah ditunda untuk memiliki momongan" kata ibu mertua Syila

"Sudahlah Bu, kami masih ingin menikmati masa pengenalan kami, Ibu tahu sendiri kalau aku dan Syila tak pernah pacaran, jadi apa salahnya jika kami menikmati masa pacaran setelah menikah" Rakha mencoba mencairkan suasana, ketika melihat istrinya tidak nyaman dengan situasi seperti itu. Akhirnya topikpun beralih dengan si cantik adek bayi dan tingkah manja Yusuf.

Keceriaan seketika muncul diwajah mereka melihat tingkah polos sang bayi dan capernya Yusuf, karena ia merasa sudah ada saingannya.

"Bu, kak Ella kami pamit dulu ya, salam ke Ayah sama Ayahnya anak ini" pamit Rakha sambil mencubit pipi Yusuf gemas.

"Ia, hati-hati di jalan" jawab ibu Rakha sambil mengulurkan tangan kanannya.

***

"Mikirin apa sih dek, kok serius banget" tanya Rakha

"Aku berfikir kenapa Allah berikan cobaan seperti ini mas, lima tahun bukanlah waktu yang sebentar"

"Bukankah Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuannya dek, jika Allah menguji kita berarti kita mampu untuk melewatinya"

"Aku tahu mas, tapi aku capek ketika orang-orang selalu menanyakan perkara momongan, rasanya aku gagal menjadi seorang wanita"

"Sudahlah, omongan orang tak usah didengar, bukankah kita yang menjalani bukan mereka"

"Coba dulu mas mengizinkanku untuk mengadopsi anak, setidaknya ada kehadiran anak kecil disini"

"Dek, bukankah kita sudah membicarakan terkait hal ini, aku ingin memiliki keturunan dari darah dagingku sendiri"

"Kenapa mas gak menikah lagi aja, aku didiaknosa miom akan sulit memberimu keturunan mas"

Rakha kaget mendengar hal tersebut, tapi ia sadar jika istrinya dalam perasaan tidak baik-baik saja, ia mengusap kepalanya mencoba untuk menenangkan.

"Dek, aku tahu jika semua wanita pada dasarnya tidak mau dimadu, meskipun mereka berkata ikhlas karena Allah sudah janjikan pahala disitu, dan agamapun membolehkan seorang pria untuk menikahi lebih dari satu wanita, akan tetapi ia dituntut adil kepada istri-istrinya. Disitulah mas merasa takut jika mas tidak bisa berlaku adil" terang Rakha sambil menggenggam kedua tangan Syila, seketika itu mata Syila mulai berkaca-kaca mendengar penuturan Rakha.

"Pernikahan bukan hanya tentang perkara punya atau tidak punyannya keturunan, akan tetapi bagaimana pernikahan itu dapat mendatangkan keridhoan Allah, agar kita akan terus bersama hingga Jannah" mendengar itu tumpahlah air mata Syila, ia tak kuasa membendungnya.

Dengan sigap Rakha menghapus air mata Syila dan memeluknya berharap sedikit menenangkannya "Meskipun adek sulit memberikan mas keturunan karena divonis miom, tapi bukan hal yang mustahil ketika Allah sudah berkehendak"

"Nabi Ibrahim dan sarah saja dikarunia Ishaq ketika sarah sudah monopous, atau Nabi Zakariya yang Allah kabulkan do'anya dengan kehadiran Yahya padahal istrinya mandul, jadi bagi Allah itu mudah dek, tugas kita sekarang adalah merajut harapan-harapan tersebut dalam do'a, agar Allah berikan pada saat yang tepat" semakin pecahlah isak tangis Syila.

***

Pernikahan yang didasari dengan ketaqwaan membuat pasangan saling menguatkan tanpa menyalahkan atas kekurangan masing-masing, karena tujuan dari pernikahan mereka adalah beribadah mencari keridhoan Allah, dan itu yang dirasakan oleh Rakha dan Syila dalam merajut harapan-harapan pernikahan mereka.

"Oeekk, oeek, oeek" tangisan bayi yang baru melihat dunia dengan tubuh yang basah dengan ketuban, yang kemudian diazani oleh Rakha di telinga kanannya dan iqomah di telinga kirinya. Ada tangis diujung mata Rakha tak kuasa menahan haru.

Syila tak kuasa membendung haru akhirnya apa yang mereka harapkan telah Allah jawab dengan kehadiran sang buah hati, setelah sepuluh tahun penantian. Rasa syukur itupun bertambah karena tak hanya satu melainkan kembar sepasang. Allah telah memberikan pada waktu yang terindah.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun