Kandungan hadis ini menekankan pentingnya kepemimpinan dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan dalam konteks sederhana seperti perjalanan, Islam menganjurkan agar setiap kelompok memiliki seorang pemimpin untuk mengatur urusan mereka.
Pemimpin yang dipilih bertanggung jawab untuk mengambil keputusan yang membawa kemaslahatan bagi kelompok, sedangkan anggota kelompok berkewajiban untuk mematuhi keputusan yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, kepemimpinan menjadi elemen penting dalam menjaga kesatuan, harmoni, dan kelancaran aktivitas bersama.
Hadis ini berkaitan erat dengan pemilu, yang menunjukkan bahwa islam tidak hanya mengajarkan pentingnya memiliki pemimpin, tetapi juga mendorong umat untuk aktif berpartisipasi dalam proses tersebut. Memilih pemimpin yang adil, bijaksana, dan mampu membawa kebaikan adalah bagian dari tanggung jawab seorang Muslim.
عَنْ مُعَاوِيَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اهللِ صَلَّى اهللُ عَلَيهِ وسَلَّم يَقُوْلُ
مَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّة
Dari Muawiyah berkata: aku mendengar Nabi bersabda :”Barangsiapa yang meninggal dan ia tidak pernah memilih (mengangkat) seorang pemimpin maka matinya dianggap mati Jahiliah”. (H.R Tabrani, Al-Mu’jam ak Kabir). Hadis yang diriwayatkan oleh Tabrani tersebut juga menegaskan betapa pentingnya kepemimpinan dalam kehidupan seorang muslim. Berpegang pada kepimpinan yang adil adalah kewajiban, karena pemimpin berperan dalam menjaga keteraturan dan menegakkan hukum agama.
Tidak berpatisipasi dalam memilih pemimpin yang sah hanya akan merugikan diri sendiri dan masyarakat, karena ketidakpedulian terhadap pemimpin yang sah berarti juga menanggalkan tanggung jawab sosial yang ada. Sehingga diharapkan bagi umat islam untuk ikut berpartisipasi aktif dalam memilih pemimpin yang tidak hanya memberikan keadilan duniawi, tetapi juga menegakkan hukum allah dengan penuh tanggung jawab.
Golput atau memilih untuk tidak memilih memang merupakan hak individu yang sah dalam berdemokrasi. Namun, penting untuk diingat bahwa keputusan golput sebaiknya tetap menjadi pilihan pribadi tanpa perlu mengajak orang lain untuk mengikuti jejak yang sama.
Setiap individu memiliki hak untuk menentukan pilihan sesuai dengan keyakinannya, dan menghormati pilihan orang lain dalam konteks politik adalah bagian dari menjaga kedewasaan demokrasi.
Dalam Islam, partisipasi dalam memilih pemimpin merupakan bagian dari tanggung jawab sosial dan agama. Dari Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Sa'id dan Abu Hurairah mengajarkan bahwa dalam setiap kelompok, bahkan dalam hal yang sederhana sekalipun, kepemimpinan adalah hal yang sangat penting.
Islam mendorong umatnya untuk aktif memilih pemimpin yang dapat memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, karena pemimpin memiliki peran besar dalam menjaga keteraturan dan keadilan.