Mohon tunggu...
Safrida Lubis
Safrida Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar kehidupan

guru fisika pada sma negeri di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setumpuk Mujahir

3 April 2016   10:40 Diperbarui: 3 April 2016   11:05 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Senyum menggores di bibir kedua laki-laki yang disinari matahari pagi itu.

Sepeda motor kembali mulus berjalan di atas aspal kampung yang telah bagus untuk ukuran masyarakat desa.

 

"Abang, berhenti sebentar!" Pinta Ummi Waffa. Perempuan paruh baya itu menepuk pundak suaminya tergesa. Hati kecilnya berbunga saat melihat sosok penghuni air tersebut.

Terlintas perasaan senang yang mengalir dari matanya saat melihat suapan demi suapan jari kecil Waffa mencubit sosok penghuni air yang sangat dikenalnya. Yah, ikan, merupakan salah satu penghuni air kegemaran Waffa selain udang.

Biasanya, walau hanya seekor ikan goreng akan tetapi, dijamin Waffa akan lahap menghabiskan butiran nasi diatas piring yang telah diletakkan Ummi Waffa sambil duduk bersila.

Yah, ikan goreng itu harus ikan mujahir, ikan kesukaannya.

Melihat tumpukan ikan mujahir itu, Ummi Waffa menyunggingkan senyuman, pasti Waffa akan senang nanti, pikir perempuan itu.

Sepeda motor yang mereka kendarai berputar haluan. Menyusuri jalan yang telah dilalui dari arah berlawanan.

Senyum juga menghias di bibir Abu Waffa. "O, ikan untuk anak Agam ya."

"Iya." Jawab perempuan itu sambil tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun