Senyum menggores di bibir kedua laki-laki yang disinari matahari pagi itu.
Sepeda motor kembali mulus berjalan di atas aspal kampung yang telah bagus untuk ukuran masyarakat desa.
Â
"Abang, berhenti sebentar!" Pinta Ummi Waffa. Perempuan paruh baya itu menepuk pundak suaminya tergesa. Hati kecilnya berbunga saat melihat sosok penghuni air tersebut.
Terlintas perasaan senang yang mengalir dari matanya saat melihat suapan demi suapan jari kecil Waffa mencubit sosok penghuni air yang sangat dikenalnya. Yah, ikan, merupakan salah satu penghuni air kegemaran Waffa selain udang.
Biasanya, walau hanya seekor ikan goreng akan tetapi, dijamin Waffa akan lahap menghabiskan butiran nasi diatas piring yang telah diletakkan Ummi Waffa sambil duduk bersila.
Yah, ikan goreng itu harus ikan mujahir, ikan kesukaannya.
Melihat tumpukan ikan mujahir itu, Ummi Waffa menyunggingkan senyuman, pasti Waffa akan senang nanti, pikir perempuan itu.
Sepeda motor yang mereka kendarai berputar haluan. Menyusuri jalan yang telah dilalui dari arah berlawanan.
Senyum juga menghias di bibir Abu Waffa. "O, ikan untuk anak Agam ya."
"Iya." Jawab perempuan itu sambil tersenyum.