Berkaitan dengan hal di atas, ada suatu riwayat tentang perselisihan diantara tim Zayd dalam penulisan suatu kata. Zayd berpendapat bahwa kata tersebut mesti ditulis tabuhun, sementara anggota komisi lain beranggapan harus ditulis tabut. Akhirnya usman menjelaskan bahwa bentuk tulisan terakhir yakni "", karena itu dialek Quraisy asli.
Hasil dari kerja tim Zayd di perbanyak dan dikirimkan ke beberapa daerah atau kota agar dijadikan standar dalam pembacaan Al-Qur'an. Tim panitia membuat beberapa mushaf. Riwayat tentang jumlah mushaf yang berhasil di selesaikan oleh tim panitia sangat beragam. Ada yang mengatakan empat. Tetapi menurut as-Suyuthi mengatakan ada 5, yaitu: Kufah, Basrah, Damaskus, Madinah,dan Makkah.
Setelah penyebaran mushaf Usmani ke berbagai wilayah, maka Usman memerintahkan untuk memusnahkan berbagai mushaf atau fragmen Al-Qur'an lainnya. Pemusnahkan mushaf dan fragmen non-Usmani, dilakukan dengan merobeknya. Namun mayoritas muslim menginformasikan bahwa pemusnahan di lakukan dengan cara membakarnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
a. Al-Quran adalah kitab allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat jibril SAW dan membacanya memperoleh pahala.
b. Dari penjelasan singkat tentang sejarah pemeliharaan Al-Quran diatas dapat di ketahui bahwa ada perbedaan latarbelakang pengumpulan Al-Quran pada masa Abu Bakar as-Shiddiq dengan Usman Bin Affan. Pada masa Abu Bakar adalah kekhawatirannya akan hilangnya Al-Quran di karenakan banyaknya para qari' yang gugur dalam memerangi orang murtad dan orang yang ingkar membayar zakat di medan perang.
3.2 SARAN
Demi kesempurnaan makalah ini, kami mengharapkan masukan yang membangun. Semoga bermanfaat dan senantiasa menjadi manusia yang selalu menjaga atau memelihara Al-Quran dengan baik . Sebagai bahan kajian yang baik maka perlu untuk mengkaji setiap apa yang disajikan, di dalamnya terdapat uraian tentang Al-Quran dan pemeliharaannya.
DAFTAR PUSTAKA