Mohon tunggu...
safiraazzahra
safiraazzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN K.H Abdurahman Wahid Pekalongan

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Money

Peran Tabungan dalam Ekonomi Makro Islam: Mewujudkan Kesejahteraan Berkelanjutan

13 Desember 2024   15:57 Diperbarui: 13 Desember 2024   15:57 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang menyatakan

bahwa, tabungan adalah simpanan berdasarakan wadi'ah atau investasi dana berdasarkan akad

mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya

hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik

dengan cek, bilyet, giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Tabungan dalam Ekonomi Islam merupakan prinsip ekonomi Islam dan nilai moral Islam yang

menyebutkan bahwa manusia harus hidup hemat dan tidak bermewah-mewah karena Allah swt

sangan mengutuk perbuatan Israf (pemborosan) dan Tabzir (menghambur-hamburkan harta

tanpa guna). Jadi dapat dikatakan bahwa motifasi menabung adalah nilai moral hidup sederhana

dan keutamaan tidak fakir, serta dengan adanya tabungan akan mendorong umat muslim untuk

sering melakukan investasi sehingga akan mengurangi kesenjangan sosial yang ada.

Tabungan adalah salah satu elemen penting dalam sistem ekonomi. Dalam perspektif ekonomi

makro, tabungan berfungsi sebagai salah satu pendorong utama investasi dan pertumbuhan

ekonomi. Namun, dalam kerangka ekonomi Islam, tabungan tidak hanya dipandang dari sisi

ekonomi semata, melainkan juga dari sisi spiritual dan sosial. Sistem ekonomi Islam

menawarkan pendekatan yang unik terhadap tabungan, menekankan peranannya dalam

menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kebermanfaatan sosial.

Pandangan Generasi Z terhadap pentingnya Tabungan

Generasi Z, yang lahir pada akhir 1990-an hingga awal 2010-an, memiliki pandangan yang unik

terhadap konsep tabungan dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka tumbuh di era digital, di

mana teknologi dan akses informasi sangat memengaruhi cara mereka mengelola keuangan.

Secara umum, Generasi Z lebih sadar akan pentingnya mengelola uang, tetapi pendekatan

mereka terhadap tabungan sering kali dipengaruhi oleh gaya hidup, teknologi, dan kondisi

ekonomi global.

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang cenderung fokus pada menabung untuk jangka

panjang seperti membeli rumah atau pensiun, banyak Gen Z yang lebih memilih pendekatan

fleksibel. Mereka cenderung memprioritaskan pengeluaran untuk pengalaman, seperti traveling

atau kegiatan sosial, dibandingkan hanya menyimpan uang di rekening tabungan. Namun, inibukan berarti mereka tidak peduli dengan tabungan. Sebaliknya, banyak dari mereka yang

memanfaatkan teknologi, seperti aplikasi keuangan atau dompet digital, untuk mengatur

keuangan mereka dengan lebih praktis dan transparan.

Di sisi lain, Gen Z juga menghadapi tantangan ekonomi seperti biaya pendidikan tinggi dan

sulitnya memiliki properti, yang membuat mereka lebih realistis. Hal ini mendorong mereka

untuk menabung dengan tujuan spesifik jangka pendek atau menengah, seperti dana darurat atau

investasi kecil-kecilan.

Meski pendekatannya berbeda, Generasi Z menunjukkan kesadaran finansial yang tinggi.

Mereka menggabungkan teknologi, edukasi, dan fleksibilitas untuk memastikan tabungan tetap

relevan dengan kebutuhan mereka di era modern.

Tabungan dalam Islam: Konsep Dasar 

Dalam Islam, tabungan dipahami sebagai aktivitas menyisihkan sebagian harta untuk kebutuhan

di masa depan, tanpa melupakan kewajiban berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Konsep

ini merujuk pada prinsip maqashid syariah, yaitu menjaga harta (hifdzul maal) sebagai salah satu

tujuan utama syariah.

Tabungan yang dibenarkan dalam Islam adalah tabungan yang produktif, yaitu yang tidak hanya

disimpan untuk kepentingan pribadi tetapi juga memberikan manfaat bagi orang lain. Rasulullah

SAW bersabda, "Sebaik-baik harta adalah yang berada di tangan orang saleh" (HR. Ahmad).

Kutipan ini menegaskan bahwa harta, termasuk tabungan, memiliki nilai ketika digunakan secara

benar, seperti untuk membantu masyarakat atau mendukung investasi produktif.

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT juga mengingatkan agar manusia tidak melakukan penimbunan

harta (ihtikar). Penimbunan hanya akan menciptakan stagnasi ekonomi dan kesenjangan sosial.

Sebaliknya, Islam mendorong agar harta digunakan secara aktif untuk mendukung pembangunan

ekonomi dan kesejahteraan umat (QS. At-Taubah: 34-35).

Fungsi Tabungan dalam Ekonomi Makro Islam 

Dalam perspektif ekonomi makro Islam, tabungan memiliki beberapa fungsi utama: 

1. Mendukung Investasi di Sektor Produktif 

Tabungan dalam Islam diarahkan untuk mendukung sektor riil, seperti pertanian, perdagangan,

dan industri. Dengan menyalurkan tabungan ke sektor-sektor produktif, dana yang terkumpul

dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produksi, dan memenuhi kebutuhan

masyarakat. Hal ini selaras dengan prinsip Islam yang menentang spekulasi dan aktivitas non-riil

seperti riba.

Sebagai contoh, sistem perbankan syariah yang berbasis mudharabah dan musyarakah

memungkinkan tabungan individu untuk diinvestasikan dalam usaha yang memberikan manfaat

nyata bagi perekonomian. Sistem ini menciptakan hubungan saling menguntungkan antara

pemilik modal dan pengusaha, sehingga menghasilkan kebermanfaatan bersama (Chapra, 2000).

2. Mengurangi Ketimpangan Sosial 

Islam mendorong agar tabungan tidak hanya bermanfaat bagi pemiliknya tetapi juga bagi

masyarakat luas. Salah satu mekanismenya adalah melalui zakat, infak, dan sedekah. Dengan

menyisihkan sebagian tabungan untuk berbagi, kekayaan dapat didistribusikan secara lebih

merata.

Zakat, misalnya, menjadi instrumen redistribusi yang efektif. Dalam konteks ekonomi makro,

zakat dapat meningkatkan daya beli masyarakat miskin, yang pada akhirnya mendorong

pertumbuhan ekonomi. Hal ini menjadikan tabungan bukan hanya alat untuk memenuhi

kebutuhan pribadi, tetapi juga sarana untuk menciptakan keseimbangan sosial (Qardhawi, 1997).

3. Meningkatkan Stabilitas Ekonomi 

Dalam ekonomi Islam, tabungan yang dikelola secara baik dapat menjadi sumber stabilitas

ekonomi. Dengan adanya tabungan, individu memiliki cadangan finansial yang dapat digunakan

dalam situasi darurat, sehingga mengurangi ketergantungan pada utang berbasis riba. Selain itu,

tabungan juga dapat menjadi sumber pembiayaan bagi pembangunan infrastruktur dan proyekproyek sosial.

4. Mendukung Keberlanjutan Ekonomi 

Islam mengajarkan bahwa tabungan tidak boleh digunakan untuk aktivitas yang merusak

lingkungan atau masyarakat. Oleh karena itu, investasi yang berasal dari tabungan harus diarahkan pada sektor-sektor yang mendukung keberlanjutan, seperti energi terbarukan,

pendidikan, dan layanan kesehatan.

Tantangan Tabungan dalam  Sistem Ekonomi Modern 

Di era modern, sistem ekonomi global sering kali mendorong masyarakat untuk menumpuk

kekayaan tanpa memperhatikan kebermanfaatannya. Banyak orang yang terjebak dalam pola

konsumsi berlebihan atau menggunakan tabungan untuk aktivitas spekulatif, seperti trading

saham tanpa dasar yang kuat atau investasi pada instrumen yang tidak jelas kebermanfaatannya.

Krisis ekonomi global yang berulang kali terjadi menunjukkan bahwa sistem berbasis riba dan

spekulasi tidak mampu menciptakan stabilitas jangka panjang. Sistem ini bertentangan dengan

nilai-nilai Islam yang menekankan keadilan dan keberlanjutan. Oleh karena itu, penting bagi

masyarakat Muslim untuk memahami konsep tabungan dalam Islam dan mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Peran Mahasiswa dalam Mengoptimalkan Tabungan Islam 

Mahasiswa sebagai generasi intelektual memiliki peran strategis dalam mengubah paradigma

tentang tabungan. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan mahasiswa:

1. Meningkatkan Literasi Keuangan Syariah 

Mahasiswa perlu memahami prinsip-prinsip keuangan syariah, termasuk bagaimana tabungan

dapat dikelola secara produktif sesuai dengan nilai-nilai Islam. Hal ini dapat dilakukan melalui

pendidikan, seminar, atau diskusi akademik.

2. Mendukung Sistem Keuangan Syariah 

Dengan memanfaatkan produk-produk keuangan syariah, seperti tabungan mudharabah atau

deposito syariah, mahasiswa dapat berkontribusi dalam mengembangkan ekonomi Islam.

3. Mengedukasi Masyarakat 

Mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dengan menyebarkan informasi tentang pentingnya

tabungan dalam Islam. Kegiatan seperti kampanye sosial atau pengabdian masyarakat dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya tabungan yang

produktif.

Tabungan memiliki peran penting dalam ekonomi makro Islam, tidak hanya sebagai alat untuk

memenuhi kebutuhan pribadi tetapi juga sebagai sarana untuk mendukung kesejahteraan bersama.

Islam menekankan bahwa tabungan harus dikelola secara produktif, digunakan untuk aktivitas

yang bermanfaat, dan didistribusikan secara adil melalui mekanisme seperti zakat, infak, dan

sedekah.

Mahasiswa memiliki peran strategis dalam mengoptimalkan peran tabungan dalam ekonomi

Islam. Dengan meningkatkan literasi keuangan syariah, mendukung sistem keuangan syariah,

dan mengedukasi masyarakat, mahasiswa dapat membantu menciptakan sistem ekonomi yang

lebih adil dan berkelanjutan.

Tabungan dalam Islam bukan sekadar aktivitas menyimpan uang, tetapi juga sarana untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui kebermanfaatan yang dihasilkannya. Dengan

memanfaatkan tabungan secara benar, kita dapat menciptakan keseimbangan antara kebutuhan

individu dan kebermanfaatan sosial, serta mewujudkan kesejahteraan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun