Mohon tunggu...
Safihuna Layaliya mujahidah
Safihuna Layaliya mujahidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi: Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Menghadirkan Pendidikan yang Inovatif dengan Penerapan Prinsip Psikologi Perkembangan untuk Anak Usia Dini

22 Juli 2024   10:50 Diperbarui: 22 Juli 2024   10:52 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak usia dini merupakan periode penting dalam kehidupan manusia yang umumnya didefinisikan sebagai usia 0 sampai 6 tahun. Pada masa ini, anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dalam berbagai aspek perkembangan seperti, bahasa, kognitif, sosial, emosi, dan moral. Psikologi pendidikan anak usia dini memegang prinsip-prinsip yang memungkinkan anak-anak tumbuh dan berkembang dengan optimal. Oleh karena itu, penting untuk menghadirkan strategi pendidikan yang inovatif dan sesuai dengan tahap perkembangan anak usia dini.

Tahun-tahun awal kehidupan anak sangat penting dalam menentukan perkembangan masa depan anak dan pendidikan memiliki peran penting dalam proses ini. Dalam perkembangan yang sangat cepat berubah, maka strategi-strategi pendidikan yang inovatif harus diterapkan untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan anak-anak.

 Salah satu pendekatan yang telah mendapat popularitas adalah penggunaan prinsip-prinsip psikologi perkembangan dalam pendidikan anak usia dini. Pendekatan ini mengakui bahwa pengalaman sosial, emosional, bahasa, kognitif dan moral anak-anak mempengaruhi pembelajaran dan perkembangan anak-anak dan orang tua ataupun guru juga memiliki perang penting dalam mengembangkan pengalaman-pengalaman tersebut.

Perkembangan bahasa mencakup mulai mengembangkan penggunaan kata-kata dasar dan frasa yang sederhana, dapat berbicara dengan kalimat yang lebih kompleks dan dapat berbicara lebih jelas, dapat mendengarkan dan memahami cerita, serta dapat berkomunikasi dengan orang lain. 

Perkembangan sosial seperti berinterkasi dan pemahaman. Perkembangan emosional seperti merasa senang, takut, atau marah. Perkembangan kognitif mengacu pada kemampuan anak untuk berpikir, memecahkan masalah, belajar dan memahami dunia di sekitarnya. Dan perkembangan moral seperti menghargai orang di sekitar.

Dengan mengintegritaskan prinsip-prinsip psikologi perkembangan ke dalam pendidikan anak usia dini, orang tua ataupun guru dapat menciptkan lingkungan belajar yang efektif dan menarik untuk membantu perkembangan anak secara keseluruhan. Hal ini dapat dicapai dengan memahami berbagai tahap perkembangan anak dan merancang program pendidikan yang sesuai untuk setiap tahapnya. 

Dalam spikologi pendidikan anak usia dini, ada beberapa tahapan-tahapan perkembangan anak dalam membantu pendidik untuk merancang pengalaman pembelajaran yang sesuai, meliputi perkembangan bahasa, kognitif, emosi, sosial, dan moral.

*Perkembangan bahasa terhadap anak usia dini

Perkembangan bahasa pada anak usia dini merupakan proses yang kompleks. Dalam kurun waktu singkat, anak-anak berkembang dari tidak bisa berbicara menjadi mampu berkomunikasi dengan lancar dan menggunakan bahasa yang kompleks. Berikut tahapan-tahapan perkembangan bahasa pada anak usia dini:

Pertama, Tahap Pra-bahasa (0-12 Bulan), pada tahap ini, anak belum bisa berbicara, namun mereka sudah mulai mengeluarkan suara-suara seperti menangis, tertawa dan berteriak. Anak-anak juga mulai memahami intonasi dan bahasa tubuh orang lain. Kedua,Tahap kata tunggal (12-18 Bulan), pada tahap ini, anak mulai mengucapkan kata-kata tunggal, seperti "mama", "papa" dan "bye-bye". Anak mulai memahami kata-kata yang sering diucapkan dari orang di lingkungannya. Ketiga, Tahap kalimat dua kata (18-24 Bulan), pada tahap ini, anak mulai menggabungkan dua kata menjadi kalimat sederhana, seperti "mama mammam" dan "mau main". Anak juga mulai memahami dan menggunakan kata ganti seperti "aku", "kamu", dan "dia". Keempat, Tahap kalimat pendek (2-3 Tahun), pada tahap ini, anak mulai mengucapkan kalimat yang lebih panjang dengan tiga hingga empat kata. Anak juga mulai memahami konsep tata bahasa dasar, seperti subjek, predikat dan objek. Kelimat, Tahap kalimat kompleks (3-5 Tahun), pada tahap ini, anak sudah dapat mengucapkan kalimat yang kompleks dengan lebih dari lima kata. Anak juga mulai memahami dan menggunakan berbagai jenis kata, kata kerja, kaat sifat, dan kata keterangan. Keenam, Tahap kematangan bahasa (5 Tahun ke Atas), pada tahap ini, anak sudah menguasahi bahasa secara keseluruhan. Anak dapat berbicara dengan lancar dah fasih, serta memahami dan menggunakan bahasa dalam berbagai konteks.

*Perkembangan kognitif terhadap anak usia dini

Perkembangan kognitif pada anak usia dini ini merupakan periode yang sangat mempengaruhi dalam perkembangan anak. Pada masa ini, otak anak mengalami perkembangan yang sangat pesat, termasuk dalam hal kemampuan kognitif anak. Memahami tahapan-tahapan ini sangat penting bagi orang tua, pendidik dan semua pihak yang terlibat dalam mengasuh dan pendidikan anak.

Menurut spikolog termuka Jean Piaget, perkembangan kognitif pada anak usia dini terbagi menjadi empat tahapan:

Pertama Tahap Sensorimotor (0-2 tahun), pada tahap ini, anak belajar tentang dunia melalui indra mereka. Anak melihat, menyentuh, mencium, mendengar, dan merasakan untuk memahami lingkungan di sekitarnya. Anak mulai mengembangkan koordinasi tangan dan mata untuk melatih keterampilan motorik kasar dan halus. Misalnya, anak dapat mengerti sesuatu barang yang bisa di masukkan dalam mulut dan tidak. Kedua Tahap Pra-Operasional (2-7 Tahun), pada tahap ini, anak mulai menggunakan simbol dan bahasa untuk mewakili objek dan ide. Anak belajar untuk berpikir secara logis dan dapat memecahkan masalah yang sederhana. Namun, anak masih memiliki egocentrisme, yaitu kecenderungan untuk melihat dunia dari sudup pandang mereka sendiri. Misalnya, ada seorang anak melihat temannya menangis dan berkata, "Dia sedih karena aku tidak mau bermain dengannya". Ketiga Tahap Operasional Konkret (7-12 Tahun), pada tahap ini, anak mulai dapat berpikir secara logis dan sistematis. Anak dapat memahami konsep konservasi yang berarti anak memahami bahwa jumlah volume, atau berat suatu benda tetap konstan meskipun bentuk atau penampilan berubah. Anak juga mulai dapat mengklasifikasikan objek dan memecahkan masalah secara logis. Misalnya, jika ada air dari botol dituangkan di gelas, anak sudah paham bahwa volume air tetap sama. Meski waktu dan ukurannya berubah karena mengikuti wadah. Ini dikarenakan anak sudah menunjukkan pemikiran tang lebih teratur dan nalar yang baik. Terakhir Tahap Operasional Normal (12 Tahun ke Atas), pada tahap ini, anak remaja mulai dapat perpikir secara abstrak dan hipotetis. Anak dapat mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan konsekuensi dari suatu tindakan. Anak juga dapat mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis. Misalnya, kemampuan berbahasa Inggris yang berkembang dengan pesat dengan mempelajarinya dengan saksama.

*Perkembagan emosi terhadap anak usia dini

Perkembangan emosi pada anak usia dini merupakan proses yang kompleks dan dinamis. Pada masa ini, anak mulai belajar mengenali, memahami, dan mengelola emosi mereka sendiri, serta emosi orang lain. Berikut ini tahapan-tahapan perkembangan emosi anak pada anak usia dini:

Pertama Tahap Emosi (0-2 Tahun), pada tahap ini, anak hanya memiliki beberapa emosi dasar seperti, kebahagiaan, kesedihan, marah, dan ketakutan. Anak mengekspresikan emosi dengan cara langsung. Kedua Tahap Munculnya Emosi Kompleks (2-4 Tahun), pada tahap ini, anak mulai mengembangkan emosi yang lebih kompleks seperti, rasa malu, cemburu, dan rasa bersalah. Anak juga mulai belajar mengontrol emosi dengan lebih baik. Ketiga Tahap Pemahaman Emosi Diri dan Orang Lain (4-7 Tahun), pada tahap ini, anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki emosi yang berbeda-beda. Anak juga mulai belajar bagaimana mengekspresikan emosi dengan cara yang lebih diterima secara sosial.

*Perkembangan sosial terhadap anak usia dini

Perkembangan sosial pada anak usia dini merupakan proses yang kompleks dan berkelanjutan. Pada masa ini, anak mulai belajar berinteraksi dengan orang lain. Beberapa tahap perkembangan sosial pada anak usia dini, di antaranya:

Pertama Tahap Ketertarikan (0-2 Tahun), pada tahap ini, anak membentuk ikatan yang kuat dengan orang tua. Ikatan ini memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak dan menjadi dasar bagi perkembangan sosial selanjutnya. Kedua,Tahap Egocentrism (2-4 Tahun), pada tahap ini, anak mulai belajar tentang diri mereka sendiri sebagai individu yang terpisah dari orang lain. 

Ketiga Tahap Bermain Asosiatif (4-5 Tahun), pada tahap ini, anak mulai bermain bersama dalam kelompok kecil. Anak mulai berbagai mainan dan bergantian untuk memainkan permainan tersebut. Anak juga mulai belajar bagaimana menyelesaikan konflik dan bekerja sama. Keempat, Tahap Bermain Kooperatif (5-7 Tahun), pada tahap ini, anak mulai bermain dalam kelompok besar dan lebih berstruktur. Anak juga belajar mengikuti aturan, mengambil peran yang berbeda dan bekerja sama untuk mencapai keinginan bersama.

*Perkembangan moral terhadap anak usia dini

Perkembangan moral pada anak usia dini merupakan proses yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak dan kepribadian anak. maka dari itu ada beberapa tahapan-tahapan untuk perkembangan moral terhadap anak usia dini:

Pertama Tahap Pra-Moral (0-2 Tahun), pada tahap ini, anak belum memiliki pemahaman tentang moralitas. Perilaku mereka didorong oleh kebutuhan dan keinginan mereka sendiri. Kedua Tahap Moralitas Heteronom (2-6 Tahun), pada tahap ini, anak mulai memahami aturan atau norma yang berlaku di masyarakat. 

Anak belajar tentang apa yang diharapkan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Anak juga mulai mengembangkan rasa empati dan mulai memahami perasaan orang lain. Ketiga Tahap Moralitas Otonom (6 Tahun ke Atas), pada tahap ini, anak mulai mengembangkan prinsip moral anak sendiri. Anak mulai memahami bahwa ada beberapa situasi di mana anak harus melanggar aturan. Anak juga mulai mengembangkan rasa bertanggung jawab dan mulai memahami konsekuensi dari tindakan anak terhadap orang lain.

Dalam psikologi perkembangan mempelajari tentang pola dan proses perubahan yang terjadi pada manusia. Maka dari itu, harus ada prinsip-prinsip psikologi perkembangan yang sangat penting bagi orang tua, pendidik, ataupun pengasuh untuk diajarkan terhadap anak usia dini tersebut. Ada beberapa prinsip-prinsip psikologi perkembangan yang penting untuk dipahami:

*Perkembangan berlangsung secara holistik, anak berkembang secara keseluruhan, meliputi aspek fisik, kognitif, sosial, emosi, bahasa dan moral. Semua aspek ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. 

*Perkembangan berlangsung berurutan, perkembangan ini terjadi secara bertahap dan berurutan. Setiap tahap perkembangan memiliki ciri khasnya sendiri dan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya.

*Membangun hubungan yang positif dan konstruktif dengan anak, hubungan yang postif dan kontruktif dengan orang dewasa di sekitarnya sangat penting bagi perkembangan anak. hubungan ini dapat membantu anak merasa aman. Dicintai, dan dihargai. 

*Menciptkan lingkungan yang aman dan kondusif, anak membutuhkan lingkungan yang aman dan kondusif untuk dapat belajar dan berkembang dengan optimal. Lingkungan yang aman adalah lingkungan yang bebas. Lingkungan yang kondusif adalah lingkungan yang mendukung pembelajaran dan perkembangan anak.

*Memberikan dukungan dan stimulasi terhadap anak, anak membutuhkan dukungan dan stimulasi dari orang dewasa di sekitarnya agar dapat berkembangan dengan optimal.

Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk menghadirkan pendidikan inovatif bagi anak usia dini:

*Mengedepankan Bermain sebagai Proses Belajar Utama

Anak usia dini belajar dengan cara bermain. Jadi, penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenagkan dan penuh dengan aktivitas bermain yang edukatif. Contohnya, bermain balok, bermain sensorik, dan bermain peran.

*Memanfaatkan Teknologi secara Tepat

Teknologi dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk mendukung pembelajaran anak usia dini. Penggunaan aplikasi edukatif dan vidio pembelajaran interaktif dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar anak. Namun, perlu diperhatikan agar penggunakan teknologi tidak berlebihan dan sesuai dengan usia anak serta kebutuhan anak.

*Mendorong Kreatividan dan Imajinasi

Anak usia dini memiliki imajinasi yang luas. Jadi, penting untuk mendorong mereka untuk berkreasi dan mengekspresikan diri mereka melalui berbagai kegiatan seni, musik, dan tari. Hal ini dapat membantu mengembangkan kreativitas, imajinasi, dan kemampuan pemecahan masalah anak.

*Membangun Lingkungan Belajar yang Inklusif dan Suportif

Setiap anak memiliki gaya belajar dan kebutuhan yang berbeda-beda. Jadi, penting untuk menciptkan lingkungan belajar yang inklusif dan suportif untuk dapat mengakomodasi anak.

Memahami psikologi perkembangan anak sangat penting dalam pendidikan awal kehidupan. Anak -anak dari usia lahir hingga enam tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat dalam berbagai aspek, termasuk perkembangan bahasa, kognitig, sosial, emosi dan moral. 

Dengan mengintergrasikan prinsip-prinsip psikologi perkembangan ke dalam pendidikan awal kehidupan, pendidik dapat merancang strategi yang efektif untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak secara optimal. Ini meliputi, menciptakan hubungan positif dan kontruktif dengan anak-anak, memberikan dukungan dan stimulasi serta menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif. 

Dengan memehami faktor-faktor ini, pendidik dapat menciptkan lingkungan yang mengasuh pertumbuhan dan perkembangan anak-anak secara kognitif, bahasa, emosi, moral, dan sosial. (Safihuna Layaliya Mujahidah (2300003030), mahasiswa prodi PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlah, Dosen Pengampu Dr. Riana Mashar S.Pi., M.Si., Psiko)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun