Ritual berupa syukuran di Balai Desa atau Taman Desa atau Munjul Goong. Hanya saja tidak dapat dipastikan tanggal pastinya. Hal ini menurut Abah dari obrolannya dengan orang tua terdahulu bahwa wilayah Jagara "ada yang punya", ritual yang dilakukan untuk menghormati siapa pun yang mendiami atau memiliki wilayah tersebut. Adapun saat ini ritual berupa syukuran ini telah ditetapkan pada tanggal khusus dan berhubungan dengan pengembangan pariwisata yang ada di Desa Jagara sendiri. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu mengundang Kyai dan penampilan hadroh. Namun, abah menyayangkan bahwa yang diundang hanya pemuka agama saja, tidak mengundang orang tua yang mengetahui dan mempelajari cikal bakal dari Desa Jagara sendiri.Â
Pada saat ini, kebudayaan yang ada di Desa Jagara memang sudah tidak sekental pada jaman dahulu. Sudah tidak ada kesenian tradisional yang berkembang di desa ini karena kurangnya peminat. Selain itu, ritual kebudayaan juga sudah minim ditemui dikarenakan Islamisasi yang telah masuk ke Desa Jagara dan membuat masyarakatnya sangat menaati ajaran agama Islam dengan baik. Dengan demikian, melalui penulisan dan pencatatan kebudayaan ini diharapkan dapat menjadi arsip kebudayaan agar tidak hilang begitu saja dan harapannya apa yang telah dituliskan dapat dilestarikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H