Tetapi betapapun joget adalah puncak atau akibat paling mutakhir dari tersedianya segala hal, joget ternyata punya motif yang harus diperiksa, apakah joget yang dimaksud adalah seusai dengan dampak evolusi kesadaran ataukah merupakan dampak dari hal biasa.
Karena joget pun tersedia di setiap level evolusi kesadaran manusia. Sebelum ditemukannya mesin uap, manusia sudah pandai berjoget.
Lalu apa yang membedakan? Joget sebagai puncak evolusi kesadaran manakala joget itu dilakukan sebagai pilihan untuk merefresh otak, merilekskan pikiran sebab terlalu banyak dipakai dalam keseharian.
Sementara joget yang merupakan dampak dari hal biasa, yaitu manakala joget dipilih karena tidak lagi mampu berpikir, tak mampu membangun konsep, atau demi menutupi ketidakmampuan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kehidupan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H