Bulan ramadhan juga merupakan bulannya Al-Qur'an. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah (2) ayat 185:
"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah ...."
Menghidupkan ramadhan berarti juga menghidupkan kebiasaan membaca Al-Qur'an. Membaca itu sendiri berlevel-level. Paling minimal membaca Al-Qur'an dengan ayatnya semata (tadarrus). Sebulan atau 29 hari lamanya bisa digunakan untuk mengkhatamkan baca 30 juz Al-Qur'an, tentu dengan manajemen waktu yang baik.
Paling bagus membaca Al-Qur'an dengan memahami kandungan maknanya. Apalagi jika Al-Qur'an bisa dijadikan inspirasi dalam membangun tatanan sosial dan peradaban, hingga turut menginspirasi orang lain untuk berbuat hal yang sama. Hal ini adalah yang terbaik, sejalan dengan yang disabdakan Nabi: "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya."
7. Ramadhan Bulan Kebijaksanaan
Meskipun puasa adalah perintah yang wajib dilaksanakan, serta terdapat ancaman bagi yang meninggalkan, namun Allah tetap memiliki kebijaksanaan, sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al-Baqarah (2) ayat 184 berikut:
"... maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
Kebijaksanaan dalam ayat tersebut berupa adanya keringanan bagi mereka yang tidak sanggup berpuasa, utamanya karena sakit, lanjut usia, termasuk bagi perempuan yang haid dan nifas, diperbolehkan mengganti di hari-hari lain, dengan ketentuannya masing-masing menurut fikih.
Maka, dengan menyadari kebijaksanaan Allah tersebut, diharapkan kita juga berlaku bijaksana. Terhadap Allah bijaksana bentuknya berupaya semaksimal meraih derajat takwa. Bijaksana terhadap manusia bentuknya bisa meringankan beban saudaranya yang kesusahan, atau biasanya turut memberi makan orang yang sedang menghadapi buka puasa.
8. Ramadhan Bulan Pembentukan Karakter
Setelah melaksanakan ibadah puasa beserta amalan-amalan khusus di dalamnya selama sebulan penuh, diharapkan terbentuk pribadi yang suci, yaitu manusia kembali kepada fitrahnya, karakter asalinya