Mohon tunggu...
Saeful Ihsan
Saeful Ihsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Pendidikan Islam, Magister Pendidikan

Seseorang yang hobi membaca dan menulis resensi buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

4 Hal Menarik Seputar Penyambutan Nyepi dan Bulan Ramadhan di Kota Palu

24 Maret 2023   06:00 Diperbarui: 24 Maret 2023   08:59 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Indonesia Zamrud Toleransi", sebagaimana yang tertera pada sampul sebuah buku karya Henry Thomas Sinarmata dkk., merupakan potret bangsa Indonesia secara makro. Miniaturnya dapat kita saksikan realitanya di sepanjang wilayah geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Salah satu yang merupakan perwujudan dari realitas itu ada di Kota Palu. Tepat pada selasa, 21 maret 2023 di mana penyambutan Nyepi tahun Saka 1945 itu dilaksanakan dengan tradisi pawai Ogoh-ogoh oleh masyarakat beragama Hindu.

Ogoh-ogoh sendiri menurut umat Hindu merupakan simbol sifat kurang baik; cerminan sifat negatif dalam diri manusia. Olehnya ia diwujudkan dalam rupa makhluk menyeramkan (Bhuta Kala), kuku-kukunya panjang, dan lidahnya menjulur keluar. Ujung dari ritual itu adalah pembakaran ogoh-ogoh tersebut, sebagai manifestasi sebuah harapan bahwa sifat-sifat yang tidak baik dalam diri manusia dapat musnah seiring dengan habisnya ogoh-ogoh dimakan api.

Bersamaan dengan pawai itu, kita tahu bahwa hari itu umat Islam juga tengah melakukan persiapan menyambut bulan suci Ramadhan 1444 H. Terkait dengan dua momentum yang terjadi secara bersamaan itu, rupanya ada beberapa hal menarik, dapat menyita perhatian:

1. Pura Agung Wana Kertha Jagatnatha Bertetangga dengan Kampus Unismuh Palu

Pura Agung| Sumber foto: palu.tribunnews.com
Pura Agung| Sumber foto: palu.tribunnews.com

Tetangga yang baik adalah mereka yang hidup tentram dan damai dalam wilayahnya masing-masing, dan tidak saling ganggu. Baik Pura Jagatnatha Palu sebagai representasi dari masyarakat Hindu maupun Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu yang merupakan institusi perguruan tinggi dan representasi Islam, betapapun hidup dalam perbedaan keyakinan, namun tetap menjaga keharmonisan.

Hingga pada momen pawai ogoh-ogoh yang telah disebutkan, suasana toleransi dan saling menghargai tetap terpelihara. Tidak pernah terdengar keributan atau perselisihan atau aroma sikap intoleransi antar umat beragama yang berasal dari dua representasi umat yang saling bertetangga itu.

2. Warga Muslim Juga Ikut Mengabadikan Momen Pawai Ogoh-ogoh

Toleransi antar umat beragama sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat Indonesia. Perayaan hari besar suatu agama tidak menjadi pengganggu bagi ketenteraman umat agama lain. Baik yang mayoritas maupun minoritas, hal-hal seperti itu sudah menjadi maklum. Bahkan menurut pak Prof. Quraish Shihab, kalau ada orang yang tidak toleran, ia adalah orang yang terlambat lahir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun