Mohon tunggu...
Saeful Fahri
Saeful Fahri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Sosial

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Buku: Kemanusiaan dan Pembaharuan Masyarakat Muslim Indonesia, Neng Dara Affiah

31 Januari 2024   20:03 Diperbarui: 1 Februari 2024   14:53 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul buku /dok. pri

Lalu bagaimana dalam mengembangkan nalar kritis dalam agama.? Banyak orang yang tidak bisa membedakan ajaran utama agama dan produk tafsiran. Ajaran utama agama adalah hal-hal bersifat keimanan sebagaimana adanya dasar-dasar keimanan dalam Islam (Arkanul Iman). Ia tidak bisa di ubah dan harus di terima tanpa harus dipertanyakan (taken for granted). Selain itu, hal-hal yang bersifat ritual seperti dasar-dasar ajaran Islam atau rukun Islam (Arkanul Islam) yang terdiri dari: 1) Syahadat; 2) Salat; 3) Puasa; 4) Zakat dan 5) Haji.

Masih ada kaitannya dalam pembahasan hak asasi manusia. Di Amerika memilih beragama atau tidak beragama bagi masyarakat Amerika adalah merupakan kelanjutan pandangan hidup yang menekankan kepada kemerdekaan atau otonomi individu yang sangat dijunjung tinggi sejak negeri ini didirikan dan berlangsung hingga sekarang ini. Pemahaman seperti ini secara sederhana dikenal dengan istilah sekularisme.

Agama yang tumbuh di Amerika mengalami kemajuan dan berkembang, para imigran yang datang ke Amerika ini umumnya mereka yang merindukan adanya kebebasan untuk memeluk keyakinan agama dan kepercayaan apapun, sesuatu yang tidak diperoleh sebelumnya di negara-negara Eropa di mana mereka berasal.

Pada awalnya pemikiran dasar tentang agama yang tanpa menyebut Tuhan ini sulit diterima di negara yang mencetak mata uangnya dengan kalimat "In God We Trust" dan mempunyai sumpah "One nation, under God, indivisible (Satu bangsa di bawah Tuhan yang tak terbagikan) ini, tetapi justru karena tidak rumit nya membincangkan soal Ketuhanan inilah yang menjadi daya tarik agama Budha. Didukung dengan gerakan-gerakan konkret yang mereka lakukan, seperti gerakan perdamaian, kepedulian terhadap lingkungan, pelayanan kesehatan serta perawatan khusus bagi mereka yang hampir meninggal yang dianggap sebagai jalan untuk melakukan perubahan sosial ke arah yang lebih baik (Diana L. Eck 2002.329)

Dalam tema ini, memberikan cara bagaimana untuk mengelola keberagaman agama di Amerika yaitu adalah dengan pendekatan plularisme agama. Pluralisme agama, sebagaimana dinyatakan Diana Eck (2002), adalah bahasa untuk saling mengenal, berdialog, berdebat, saling memahami dan bekerja bersama untuk mengatasi masalah-masalah kemanusiaan. Pluralisme agama bukanlah pendekatan yang menihilkan atau merelatifkan agama, ia justru menghargai agama sebagai sebuah sumber kekayaan ajaran, kekayaan nilai dan dapat memberikan insipirasi bagi pekerjaan-pekerjaan kemanusiaan.

Pada bagian buku ini yang bertemakan "Mengelola Keragaman Agama: Belajar dari Amerika" ada beberapa potret agama pada tema ini. Pertama, Umat Islam di Amerika imigran dari Indonesia, Bangladesh, Pakistan, Timur Tengan dan Nigeria. Mereka ikut berkontribusi dalam kemajuan Amerika. Di antara mereka pun mengusahakan bagaimana hidup berdampingan dengan kelompok masyarakat yang berbeda, baik dari aspek agama, kultur, ras, gender, dan dari latar belakang negara yang berbeda.

Pada bagian ketiga dalam buku ini berjudul "Keindonesiaan dan Kemajemukan." Kemajemukan merupakan prinsip nilai bangsa Indonesia sebagaimana yang tertulis dalam lambang semboyan kita, yakni Bhineka Tunggal Ika, yang bermakna: "bermacam ragam etnis dan agama yang hidup dikawasan Nusantara, tetapi memiliki satu tujuan yang sama."

Pada sub tema pertama di atas tentang perempuan tercipta dari tulang rusuk pria "Menyoal Paham Teologi Tulang Rusuk." sehingga perempuan di pandang rendah dari peria. Namun, pada sub tema ini penulis memberikan sub tema yang menggambarkan sosok wanita hebat Indonesia dengan tentang "Mengapa Kita Perlu Memperingati Hari Kartini.?

Jawabannya sebagai berikut: Kartini diperingati, karena ia mempunyai keistimewaan di antaranya sebagai pemikir pertama yang menyuarakan hak-hak perempuan dan penganjur pendidikan perempuan. la menyuarakan dengan lantang bahwa pendidikan perempuan sama pentingnya dengan pria. la percaya bahwa jika para perempuannya terdidik dan terpelajar, maka ia dapat mendidik anak dan keluarganya secara terdidik dan terpelajar pula. Serta menentang praktik perkawinan poligami.

Namun pada jalan hidupnya Kartini menikah dengan Bupati Rembang yang sudah mempunyai enam anak dan Kartini istri keduanya padahal poligami ini sangat bertentangan dengan dirinya. Karena menjadi istri yang mempunyai kedudukan Kartini memanfaatkan ini dengan mendirikan sekolah putri dengan sembilan anak murid serta dengan kurikulum nya sendiri.

Relevansi pemikiran Kartini yang tak pernah usang hingga sekarang adalah memandang dan meletakkan manusia berjenis kelamin perempuan sama mulia dan bermartabat nya dengan pria. Demikian pula dengan hak-hak kemanusiaan nya. Karena itu, penyelenggara negara perlu memastikan terlaksanakan nya perlindungan dan penghormatan terhadap hak-hak perempuan sebagaimana diamanatkan UU No. 7 tahun 1984 mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun