Menjelang 10-15 menit waktu roti itu dibuka dari tempat panggangannya ternyata tidak berbentuk roti, apalagi rasanya. Kegagalan pertama (dalam pertarungan) kita sudah bertemu dengan kekalahan tahap satu.Â
Seterusnya kita mencoba dan mencoba lagi mencampuri bahan-bahan yang sama, prosesnya yang sama, waktunya yang sama dan memanggang lagi roti tersebut tapi hasilnya pun sama. Kegagalan kedua (dalam pertarungan) kita bertemu kekalahan kedua.Â
Seterusnya kita mencoba membuat roti sebanyak 10, 50 atau bahkan 999 kali dan itu gagal, dan percobaan yang terakhir ternyata dengan hasil yang memuaskan.Â
Artinya, dari kegagalan pertama sampai pada kegagalan terakhir sebelum kita sukses membuat roti. Kita bertemu dengan 999 kegagalan. Dalam pertarungan, kegagalan sebanyak ini akan memberikan dampak besar bagi pelaku.Â
Sekali lagi, kegagalah atau kekalahan untuk orang yang tekun dan pahami ilmu manajemen, hal itu bisa menjadi inspirasi terbesar bagi dirinya.Â
Maka setidaknya 999 kali gagal dan 1 kali berhasil (sukses) bisa meberikan kita pelajaran penting bahwa 999 kali percobaan yang gagal adalah inspirasi untuk mendapat 1 kemenangan (sukses).Â
Hal seperti itu bukankah merupakan sebuah inspirasi untuk diri kita?Â
Maka dari itu, jadikan kegagalan adalah inspirasi diri mencapai sukses yang besar. Sebab, orang besar, ilmuan, analis, praktisi dan banyak orang sukses di dunia ini berangkat dari kegagalan atau kekalahan yang mereka temukan sepenjang perjalanan hidup mereka.Â
Kegagalan (kekalahan) adalah potensi inspirasi terbesar yang biasanya banyak orang abaikan. Oleh karena itu, mulai sekarang kita belajar menjadi gagal, menjadi kalah.Â
Mengumpulkan setiap metode dalam kegagalan dan kekalahan itu menjadi satu semangat besar untuk tetap menginspirasi kita dalam mencoba untuk menang (Sukses). Karena daya dari inspirasi kekalahan adalah kesuksesan terbesar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H