Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Filosofi Jalan Bercabang

19 November 2017   22:14 Diperbarui: 19 November 2017   23:15 2831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analogi dan filosofi ini terlihat sangat sederhana. Tetapi dalam banyak keputusan. Orang banyak salah kaprah, salah menentukan pilihan dan nyasar. 

Bulatnya satu keputusan terbentuk antara kesesuaian hati dan pikiran. Pikiran kita bukan pikiran orang lain. Abaikan pribahasa orang lain adalah cermin. Dalam filosofi jalan bercabang, pribahasa orang lain adalah cermin tidak berlaku. Disamping mempertimbangkan potensi lainnya. 

Seya sebut pilihan dan keputusan adalah proses galau paling akut yang semua manusia sering temukan pada aktivitas kesehariannya. Untuk membunuh akutnya galau seperti ini, kita di anjurkan untuk rasional, bijak dan lapang dada. 

Keputusan tidak akan berhasil kalau emosional kita tidak terkontrol, atau mengambil pilihan karena gegabah. Indikator kesuksesan ada pada sejauh mana hati memerintahkanmu bukan akalmu yang memerintahkan hati mu. 

Meminjam bahasanya Imam Al, Ghazali dalam "Rahasia Ketajaman Mata Hati". Hati adalah rajanya jasad. Semua bentuk yang telah keluar sebagai aktivitas, artinya pola tindak dan pola laku kita ditentukan dari sejauh mana hati kita menguasai seluruh organ tubuh kita. 

So, dalam filosofi jalan bercabang, kembalikan seluruh keputusan untuk memilih kepada hati kita. Sehingga yang kita pilih adalah satu dari sepuluh pilihan terbaik yang sudah disaring dalam akan dan pikiran. 

Sukses adalah jalan terakhir (Ujung Jalan) atau tujuan. Sekali lagi focus, putuskan dan jalankan. Kalau sudah sampai pada tingkat ini tentunya resiko, sekali lagi resiko datang sebagai ukuran efek keputusan antara tergesa-gesa dan pilihan tepat. 

Semua resiko datang, sekalipun pilihan kita sudah tepat. Karena logika japan bercabang dan filosofinya belum berakhir sampai disitu. Perjalanan masih jauh, kita baru sampai pada 800km dan tujuan akhir adalah 1000km. Maka yang kita gunakan adalah sisa tenaga dan sisa kekuatan dari cara kita memenej pikiran dan wawasan. 

Lebih tepatnya keputusan dalam ilmu manajemen disebut dalam pohon keputusan. Jadi ada tahap-tahap. Intinya ada filsafat diri atau manajemen diri (Self Managemen) yang harus kita kuasai sebelum keputusan pada satu pilihan di buat. 

Keterampilan diri dan pengetahuan kita merupakan faktur penentu hasilnya. 

Nah, itulah bagian terpenting dari filosofi jalan bercabang yang harus kita tau. Selain itu, satu hal penting adalah orang bijak dan orang sukses pernah salah dalam mengambil keputusan dan menentukan pilihan. Maka, pilih, putuskan dan jalankan. Ambil semua resiko dan kembali evalusi lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun