Toko, mal, dan berbagai pusat perbelanjaan lainnya sudah mulai dibuka kembali di berbagai negara, namun kecenderungan belanja online masyarakat dunia termasuk Indonesia tetap meningkat pesat dibanding masa-masa sebelumnya.Â
Bukan hanya situs-situs belanja papan atas, perbelanjaan di lapak-lapak baru online sektor usaha kecil menengah (UMKM) yang menjajakan aneka produk sebagai upaya bertahan hidup pun turut kebanjiran order.
Tren belanja online ini sayangnya juga menjadi magnet bagi para penjahat cyber yang berbondong-bondong mendatangi situs-situs e-commerce dan kejahatan favorit mereka adalah membuat akun palsu di situs ritel serta membajak akun-akun asli melalui pencurian identitas pemiliknya.
Consumer Reports, sebuah organisasi nirlaba independen yang bekerja berdampingan dengan konsumen untuk melindungi hak-hak mereka agar lebih adil, lebih aman, dan lebih sehat; baru-baru ini (20/6) mengutip temuan perusahaan keamanan finansial Javelin bahwa pengambilalihan akun asli melonjak sampai 72 persen pada 2019 menjadi 13 juta kasus yang mengakibatkan kerugian senilai USD 16,9 miliar, di mana konsumen secara total mengeluarkan USD 3,5 miliar.
Pandemi hanya memperburuk situasi karena,"... kita bisa berbelanja dari rumah, (penjahat cyber) juga bisa mencuri dari rumah", papar Krista Tedder, direktur pembayaran Javelin.
Konsumen menghadapi beberapa ancaman baru. Tedder menunjuk pada ledakan email phishing bertema coronavirus yang dirancang untuk mencuri kredensial akun dan data sensitif lainnya.Â
Email-email itu menawarkan secara bombastis segala macam produk dari mulai dari obat palsu hingga penawaran masker dan barang-barang penting lainnya.
Sementara itu metode yang sebelumnya ada untuk mencuri informasi konsumen, seperti perangkat lunak skimming kartu online menjadi masalah yang lebih besar saat konsumen berbondong-bondong ke operasi e-commerce baru yang didirikan oleh UMKM favorit mereka.
Berikut ini ikhtisar tentang beberapa ancaman utama terhadap belanja online dan kiat untuk melindungi diri sendiri sebagaimana dirilis oleh Consumer Reports.
Ancaman E-Commerce yang Meningkat
Ketika pedagang grosir, kafe, dan toko bergegas beradaptasi dengan tantangan pandemi ini; banyak di antara mereka yang buru-buru menyusun proses untuk menerima lebih banyak pesanan dari jarak jauh secara mandiri yang, dalam beberapa kasus, dimaksudkan untuk menghindari biaya besar yang dikenakan oleh situs-situs belanja.
Itu bukan ide yang buruk dan banyak konsumen mungkin menyukai gagasan membantu bisnis lokal menghindari perantara yang mahal, tetapi Tedder mengatakan keamanan konsumen sedang sangat dipertaruhkan di situ.