Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

6 Tips Mengamankan Akun Belanja Online Anda agar Tidak Mudah Diretas

24 Juni 2020   18:27 Diperbarui: 25 Juni 2020   06:10 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toko, mal, dan berbagai pusat perbelanjaan lainnya sudah mulai dibuka kembali di berbagai negara, namun kecenderungan belanja online masyarakat dunia termasuk Indonesia tetap meningkat pesat dibanding masa-masa sebelumnya. 

Bukan hanya situs-situs belanja papan atas, perbelanjaan di lapak-lapak baru online sektor usaha kecil menengah (UMKM) yang menjajakan aneka produk sebagai upaya bertahan hidup pun turut kebanjiran order.

Tren belanja online ini sayangnya juga menjadi magnet bagi para penjahat cyber yang berbondong-bondong mendatangi situs-situs e-commerce dan kejahatan favorit mereka adalah membuat akun palsu di situs ritel serta membajak akun-akun asli melalui pencurian identitas pemiliknya.

Consumer Reports, sebuah organisasi nirlaba independen yang bekerja berdampingan dengan konsumen untuk melindungi hak-hak mereka agar lebih adil, lebih aman, dan lebih sehat; baru-baru ini (20/6) mengutip temuan perusahaan keamanan finansial Javelin bahwa pengambilalihan akun asli melonjak sampai 72 persen pada 2019 menjadi 13 juta kasus yang mengakibatkan kerugian senilai USD 16,9 miliar, di mana konsumen secara total mengeluarkan USD 3,5 miliar.

Pandemi hanya memperburuk situasi karena,"... kita bisa berbelanja dari rumah, (penjahat cyber) juga bisa mencuri dari rumah", papar Krista Tedder, direktur pembayaran Javelin.

Konsumen menghadapi beberapa ancaman baru. Tedder menunjuk pada ledakan email phishing bertema coronavirus yang dirancang untuk mencuri kredensial akun dan data sensitif lainnya. 

Email-email itu menawarkan secara bombastis segala macam produk dari mulai dari obat palsu hingga penawaran masker dan barang-barang penting lainnya.

Sementara itu metode yang sebelumnya ada untuk mencuri informasi konsumen, seperti perangkat lunak skimming kartu online menjadi masalah yang lebih besar saat konsumen berbondong-bondong ke operasi e-commerce baru yang didirikan oleh UMKM favorit mereka.

Berikut ini ikhtisar tentang beberapa ancaman utama terhadap belanja online dan kiat untuk melindungi diri sendiri sebagaimana dirilis oleh Consumer Reports.

Ancaman E-Commerce yang Meningkat
Ketika pedagang grosir, kafe, dan toko bergegas beradaptasi dengan tantangan pandemi ini; banyak di antara mereka yang buru-buru menyusun proses untuk menerima lebih banyak pesanan dari jarak jauh secara mandiri yang, dalam beberapa kasus, dimaksudkan untuk menghindari biaya besar yang dikenakan oleh situs-situs belanja.

Itu bukan ide yang buruk dan banyak konsumen mungkin menyukai gagasan membantu bisnis lokal menghindari perantara yang mahal, tetapi Tedder mengatakan keamanan konsumen sedang sangat dipertaruhkan di situ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun