Prema pulang ke rumah dan memutuskan untuk mencari cara lain untuk mengambil nyawanya sendiri. Dia diselamatkan oleh saudara perempuannya, yang tinggal di lingkungan itu dan kebetulan datang tepat waktu untuk menghentikannya.
Lalu hanya beberapa hari kemudian, bantuan yang sangat dibutuhkannya pun  muncul tiba-tiba melalui sosok Bala Murugan yang mendengar tentang situasi Prema dari seorang teman yang memiliki tempat pembakaran batu bata lokal.
Perjuangan Prema mengingatkan lelaki itu pada masa paling gelap yang pernah dilalui keluarganya. Bala tahu betul bagaimana kemiskinan dapat membuat orang putus asa. Saat Bala berusia 10 tahun, keluarganya kehabisan makanan. Ibunya menjual buku-buku dan koran-koran lama mereka dengan berat untuk membeli beras.
Keputusasaan mendorong ibu Bala memutuskan untuk bunuh diri dengan membawa serta anak-anaknya. Dia berubah pikiran di menit terakhir saat keluarga membawa ibu mereka ke dokter, dan dia diselamatkan.
Bala sekarang hidup dalam dunia yang jauh dari situasi di mana ia dibesarkan. Setelah bertahun-tahun berjuang, ia berhasil keluar dari kemiskinan dan kini memiliki sebuah pusat grafis komputer. Dia pun memiliki kesempatan untuk membalas kebaikan yang pernah diterimanya dengan menolong sesama menggunakan kekayaannya sendiri.
Bala bercerita pada Prema tentang kisah hidupnya dan mendorong perempuan itu untuk menemukan harapan yang sempat hilang. Lalu bekerjasama dengan temannya Phrabu, dia memberi Prema sejumlah uang untuk membeli makanan.
Lantas Bala menuliskan kisah keluarga Prema di media sosial dan respon netizen sangat baik,"Dalam sehari saya mendapat 120.000 rupee (USD 1.670). Ketika saya memberi tahu Prema tentang hal itu, dia sangat senang dan mengatakan itu cukup untuk membayar kembali sebagian besar pinjamannya." Tutur Bala pada BBC.
Tetapi atas permintaan Prema, penggalangan dana dihentikan,"Dia bilang dia akan kembali ke pekerjaannya dan membayar sisanya," Bala menjelaskan.
Prema sekarang harus membayar kembali sekitar 700 rupee (USD 10) sebulan pada kreditor yang berbeda, sementara pejabat distrik telah turun tangan dan berjanji untuk membantunya mendirikan dealer yang menjual susu.
Prema perlahan bangkit kembali. Sayangnya Prema bukan satu-satunya orang dengan kondisi serupa dan terlepas dari tingkat pertumbuhan ekonomi India, jutaan orang seperti dia berjuang untuk bisa menghidangkan makanan di atas meja.
Menurut Bank Dunia, India adalah rumah bagi jumlah terbesar kedua orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrim, yaitu mereka yang berpenghasilan kurang dari $ 1,90 per hari.