Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bocah-bocah Meksiko Dipersenjatai untuk Menjaga Desa

11 Februari 2020   09:31 Diperbarui: 11 Februari 2020   09:56 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alex Martinez adalah bocah SMP berumur 13 tahun yang mengendarai sepeda bergambar Kura-kura Ninja-nya ke sekolah dan masih salah tingkah saat berinteraksi dengan teman-teman perempuan sebayanya. 

Alex ingin menjadi guru saat dewasa nanti sehingga dia bersedia mengerjakan 'apapun yang diminta kepala sekolah'. Tapi itu sebelum dia memondong senapan berburu dan bergabung dengan teman-teman sebaya lainnya dalam pasukan penjaga Ayahualtempa, sebuah desa di Meksiko (The Washington Post, 8 Februari 2020).

Bermula pada November tahun lalu saat aksi kekerasan pecah di pegunungan negara bagian Guerrero, para orangtua di Ayahualtempa memutuskan bahwa sudah tiba waktunya putra-putra mereka yang notabene masih bocah untuk mengangkat senjata.

Alex diberikan senapan berburu dan disuruh mengikuti pelatihan harian di lapangan basket desa. Dia dan rekan-rekan mudanya, beberapa di antaranya bahkan baru berumur 6 tahun,, berbaris dan merangkak dengan membawa senjata yang panjangnya hampir setinggi mereka. Seragam mereka bertuliskan "Polisi Masyarakat" dalam huruf kuning.

"Tidak ada rasa takut di matanya," kata Santo Martinez.ayah Alex saat ditanya apakah anaknya cukup dewasa untuk bertempur "Begitulah aku tahu dia sudah siap."

Meksiko mencatat 35.588 kasus pembunuhan terjadi pada tahun 2019 dan itu merupakan sebuah sebuah rekor. Tingginya kasus pembunuhan di negeri itu, tidak peduli siapapun yang berkuasa,sepertinya sulit untuk dihindari mengingat berbagai perang wilayah muncul secara sporadis di seluruh Meksiko.

Di ibukota barat laut Culiacn, kartel Sinaloa berperang melawan pasukan keamanan negara dengan senjata standar militer. Sementara di Ayahualtempa, sebuah desa yang terdiri dari 600 penduduk asli, polisi komunitas membawa senapan berburu tua dalam perang mereka sendiri melawan kartel narkoba kuat Los Ardillos yang mengendalikan kota tetangga.

Selama bertahun-tahun, Ayahualtempa telah mempertahankan kekuatan pertahanannya sendiri, lusinan pria bersenjata yang berpatroli di desa dan mengawaki pos-pos pemeriksaan dan memegang posisi pengawasan di atap rumah-rumah yang belum selesai. Autodefensas atau pasukan bela diri adalah sah di negara Guerrero dan diakui oleh pemerintah federal.

Tetapi selama setahun terakhir autodefensa lokal CRAC-PF sudah kewalahan. Dua puluh enam orang telah terbunuh sejak awal 2019 di wilayah pasukan, yang meliputi Ayahualtempa dan 15 kota lainnya. Bulan lalu 10 musisi, salah satunya masih berumur 15 tahun, yang melakukan perjalanan konser keliling ditembak dan dibakar sampai tidak bisa dikenali.

Bernardino Sanchez Luna, pendiri CRAC-PF yang berusia 48 tahun, mengatakan para pemimpinnya berbicara di antara mereka sendiri dan memutuskan untuk mengizinkan anak-anak itu masuk ke dalam pasukan. 

Pada beberapa bulan terakhir, kelompok anak-anak bersenjata tumbuh lebih formal. Sekarang ada 17 anak laki-laki yang dinilai memenuhi syarat untuk direkrut pasukan dengan ketentuan bahwa mereka yang berusia di bawah 12 mendapatkan senjata mainan buatan tangan dan senapan yang berfungsi diberikan pada mereka yang berusia di atas 12 tahun.

"Jika pemerintah tidak dapat melindungi mereka, mereka perlu dilatih untuk membela diri," kata Snchez Luna.

Alex yang telah melihat foto-foto dirinya bersenapan diterbitkan di surat kabar di seluruh Meksiko merasakan semacam kejanggalan, bayangkan dirinya yang belum pernah meninggalkan Guerrero tapi wajahnya sudah terlihat di berbagai kios berita di ibukota. 

Selain itu, meski komandannya bersikeras bahwa peliputan pasukan anak-anak adalah bagian dari strategi dan bukan eksplotasi untuk sebuah tujuan entah apa, tapi naluri Alex menyemburatkan kecurigaan.

Pada saat koresponden Washington Post tiba di Ayahualtempa, Alex berujar,"Wartawan-wartawan seperti anda berdatangan, tetapi saya tidak tahu dari mana mereka berasal,"Katanya. "Bagaimana saya bisa mempercayai mereka?"

Meski Sanchez Luna bersikeras bahwa anak-anak itu tidak digunakan sebagai alat untuk menarik perhatian media atau pemerintah, toh dia telah menyiapkan sesi pelatihan siang hari untuk kebutuhan peliputan karena fotografer dan videografer mengeluh bahwa latihan malam hari terlalu gelap untuk direkam. Tak lupa dia juga menekankan bahwa media "senjata penting bagi kami."

Presiden Andres Manuel Lopez Obrador tertarik pada Ayahualtempa setelah melihat gambar anak-anak bersenjata di media,"Memberi anak-anak senjata dan merekam video adalah tindakan kekejaman," Katanya pekan lalu.

Tetapi terlepas dari komentar Lopez Obrador dan kecaman dari UNICEF, anak-anak tetap bersenjata, dan pemerintah belum mencoba untuk campur tangan. Gubernur negara bagian Guerrero sudah setuju untuk mengirim patroli polisi rutin ke daerah itu. 

Tetapi itu tidak berarti apa-apa bagi orang-orang Ayahualtempa, termasuk Alex, yang sekarang menyaksikan, dengan senapan di tangan, ketika para perwira bersenjata lengkap itu lewat.

"Kami juga tidak bisa mempercayai mereka," katanya.

Di Meksiko, muncul cerita tentang kelompok-kelompok bela diri yang merekrut anak-anak setiap beberapa tahun. Akun kartel narkoba yang membuka pendaftaran merekrut anak-anak bahkan lebih banyak lagi. Tapi jarang ada kelompok yang membicarakannya secara terbuka.

Sekolah menengah Alex, Escuela Secundaria Tecnologica Cuauhtmoc 121, hanya berjarak kurang dari 200 meter namun berada di wilayah desa tetangga yang merupakan musuh.

 Beberapa bulan yang lalu, dia menyaksikan seorang anggota CRAC-PF yang membawa kayu bakar ditembak dan tewas beberapa meter dari sekolah. Tidak lama kemudian, keluarga itu memutuskan bahwa terlalu berbahaya baginya untuk melanjutkan ke kelas. Mereka khawatir siapa pun dari Ayahualtempa bisa menjadi sasaran.

Guru Alex berkunjung dan memohon Alex kembali bersekolah tapi Martinez memberitahunya,"... sampai pemerintah memberikan (bantuan petugas) keamanan, saya tidak akan mengirim anak saya ke sekolah,'" katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun