Mohon tunggu...
Sabrina Yudhistira Jumiranto
Sabrina Yudhistira Jumiranto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

43223110015 - S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Sigmund Freud dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

19 November 2024   20:57 Diperbarui: 20 November 2024   05:35 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Superego adalah bagian dari kepribadian yang berisi norma-norma, anjuran, dan larangan yang terinternalisasi, terutama yang berasal dari pengaruh orang-orang signifikan dalam hidup seseorang, seperti orang tua. 

Superego berfungsi sebagai kontrol moral dalam kepribadian. Superego bekerja berdasarkan prinsip idealistik (idealistic principle) yang menuntut individu untuk mencapai standar moral dan kesempurnaan, berbeda dengan prinsip kepuasan yang menjadi dasar Id dan prinsip realistik yang mendasari Ego (Corey, 2010).

Superego berperan dalam mengendalikan dorongan-dorongan dari id dengan mendorong ego untuk mengejar kesempurnaan moral, menggantikan tujuan praktis dengan tujuan yang lebih ideal. 

Superego bersifat tidak logis karena menuntut kesempurnaan tanpa memedulikan kenyataan, dan menghukum ego dengan perasaan bersalah jika tidak dapat memenuhi tuntutan tersebut. Superego menjalankan tiga fungsi utama: (1) mendorong ego untuk mengutamakan tujuan moral daripada tujuan realistis, (2) menghambat dorongan-dorongan id yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial, seperti dorongan seksual dan agresif, dan (3) mendorong pencapaian kesempurnaan.

Secara lebih mendalam, superego terdiri dari dua bagian utama: conscientia yang menghukum dengan perasaan bersalah dan ich ideal yang memberikan rasa bangga atas pencapaian moral. Superego berfungsi untuk menghalangi dorongan-dorongan id yang bertentangan dengan norma sosial dan mendorong individu untuk mengejar kesempurnaan moral. Dengan demikian, superego lebih fokus pada pencapaian kesempurnaan daripada pencapaian kesenangan.

Oleh karena itu, keseimbangan antara Id, Ego, dan Superego sangat penting dalam membentuk kepribadian yang sehat. Jika salah satu elemen ini terlalu dominan atau lemah, individu cenderung mengalami konflik internal yang dapat memengaruhi perilakunya. Ego yang lemah, misalnya, tidak mampu mengendalikan dorongan Id atau memenuhi tuntutan Superego, sehingga dapat memicu perilaku menyimpang atau tidak sesuai dengan norma masyarakat.

Menurut Freud, energi psikis bersifat tetap dan tidak dapat hilang, tetapi dapat berpindah ke bentuk energi lain, seperti energi fisiologis. Id dan sifat-sifat intrinsiknya menjadi penghubung antara energi tubuh dan kepribadian. Dalam proses psikis, insting memegang peranan penting karena berfungsi sebagai sumber energi yang mengarahkan perilaku manusia. Insting yang ada dalam Id terbagi menjadi dua jenis:

1.Insting hidup yang bertujuan menjaga keberlangsungan hidup individu, seperti makan, minum, dan kebutuhan seksual. Bentuk energi yang mendukung insting ini disebut Libido.

2.Insting mati yang cenderung destruktif dan mengarah pada kehancuran atau kematian. Contohnya adalah dorongan untuk merusak atau bertindak agresif, seperti perkelahian.

Kedua insting tersebut sering kali bercampur dalam suatu tindakan. Sebagai contoh, kegiatan makan yang dapat dianggap sebagai campuran antara kedua insting tersebut. Dorongan makan (Eros) mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan biologis dan bertahan hidup, sementara dorongan destruktif muncul melalui proses fisik seperti menggigit, mengunyah, dan menelan makanan.

Energi psikis berasal dari Id dan didistribusikan ke seluruh aspek kepribadian, yaitu Id, Ego, dan Superego. Karena energi ini terbatas, terjadi persaingan dalam penggunaannya. Ego yang berperan sebagai mediator, tidak memiliki energi sendiri dan harus meminjam dari Id melalui mekanisme yang disebut identifikasi. Mekanisme ini membantu individu mengenali kebutuhan mereka dengan membandingkan keinginan batiniah dan kenyataan di luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun