Mohon tunggu...
Sabrina Yudhistira Jumiranto
Sabrina Yudhistira Jumiranto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

43223110015 - S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Sigmund Freud dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

19 November 2024   20:57 Diperbarui: 19 November 2024   20:57 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh karena itu, keseimbangan antara Id, Ego, dan Superego sangat penting dalam membentuk kepribadian yang sehat. Jika salah satu elemen ini terlalu dominan atau lemah, individu cenderung mengalami konflik internal yang dapat memengaruhi perilakunya. Ego yang lemah, misalnya, tidak mampu mengendalikan dorongan Id atau memenuhi tuntutan Superego, sehingga dapat memicu perilaku menyimpang atau tidak sesuai dengan norma masyarakat.

Menurut Freud, energi psikis bersifat tetap dan tidak dapat hilang, tetapi dapat berpindah ke bentuk energi lain, seperti energi fisiologis. Id dan sifat-sifat intrinsiknya menjadi penghubung antara energi tubuh dan kepribadian. Dalam proses psikis, insting memegang peranan penting karena berfungsi sebagai sumber energi yang mengarahkan perilaku manusia. Insting yang ada dalam Id terbagi menjadi dua jenis:

1.Insting hidup yang bertujuan menjaga keberlangsungan hidup individu, seperti makan, minum, dan kebutuhan seksual. Bentuk energi yang mendukung insting ini disebut Libido.

2.Insting mati yang cenderung destruktif dan mengarah pada kehancuran atau kematian. Contohnya adalah dorongan untuk merusak atau bertindak agresif, seperti perkelahian.

Kedua insting tersebut sering kali bercampur dalam suatu tindakan. Sebagai contoh, kegiatan makan yang dapat dianggap sebagai campuran antara kedua insting tersebut. Dorongan makan (Eros) mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan biologis dan bertahan hidup, sementara dorongan destruktif muncul melalui proses fisik seperti menggigit, mengunyah, dan menelan makanan.

Energi psikis berasal dari Id dan didistribusikan ke seluruh aspek kepribadian, yaitu Id, Ego, dan Superego. Karena energi ini terbatas, terjadi persaingan dalam penggunaannya. Ego yang berperan sebagai mediator, tidak memiliki energi sendiri dan harus meminjam dari Id melalui mekanisme yang disebut identifikasi. Mekanisme ini membantu individu mengenali kebutuhan mereka dengan membandingkan keinginan batiniah dan kenyataan di luar.

Sementara itu, Id bekerja tanpa membedakan realitas, seperti halusinasi atau ingatan dalam memenuhi keinginannya. Sebaliknya, Ego menggunakan pendekatan logis dan proses berpikir rasional (proses sekunder) untuk memilih tindakan yang sesuai. 

Jika Ego tidak berhasil memenuhi kebutuhan Id, energinya dialihkan untuk kegiatan lain, termasuk menahan impuls Id yang berlebihan atau agresif. Dalam hal ini, kekuatan pengekang Ego disebut anticathexis, sedangkan dorongan Id disebut cathexis.

Sebagai pengelola kepribadian, Ego bertugas mengintegrasikan Id, Ego, dan Superego agar tetap seimbang. Energi juga disalurkan ke Superego yang mulai terbentuk sejak masa kanak-kanak melalui proses pendidikan moral, nilai tradisional, dan kedisiplinan yang diberikan oleh orang tua. 

Penghargaan atau hukuman dari orang tua berkontribusi dalam membentuk Superego. Namun, jika energi ini diambil kembali oleh Id, hal ini dapat memunculkan perilaku impulsif atau primitif.

Pada dasarnya, kehidupan manusia melibatkan konflik antara dorongan kuat dari Id dan kekuatan penahan dari Ego serta Superego. Id mendorong individu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan, sementara Ego berusaha menyeimbangkannya dengan realitas dan Superego mengarahkan individu pada moralitas dan aturan sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun