Dalam pendidikan, penerapan dilema moral sebagai alat pembelajaran efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan moralitas. Dengan menghadirkan situasi yang tidak memiliki jawaban jelas, seseorang dihadapkan pada tantangan untuk menganalisis berbagai perspektif dan mempertimbangkan nilai-nilai yang bertentangan. Melalui diskusi dan debat, mereka dapat mengeksplorasi dampak keputusan mereka terhadap orang lain, belajar menghargai perbedaan pendapat dan mengembangkan kemampuan untuk berargumentasi dengan baik.
Penerapan dilema moral ini mempercepat perkembangan moral individu ke tahap yang lebih tinggi, mempersiapkan mereka untuk menghadapi berbagai tantangan dalam masyarakat pluralistik. Selain itu, pendekatan ini tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga emosional dan sosial, sehingga dapat menjadi individu yang lebih etis dan bertanggung jawab. Seorang pendidik yang menggunakan metode ini berperan penting dalam membentuk karakter individu dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung eksplorasi moral yang mendalam
3.Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis merupakan elemen kunci dalam perkembangan moral seseorang, karena membantu individu menganalisis dan mempertimbangkan masalah etis dengan lebih mendalam. Dengan mendorong evaluasi terhadap keputusan mereka sendiri dan mempertimbangkan perspektif orang lain, individu dapat mengembangkan kemampuan untuk melihat isu-isu moral dari sudut pandang yang lebih luas. Hal ini memungkinkan mereka bergerak dari tahap penalaran moral yang berpusat pada kepentingan pribadi atau keuntungan langsung, menuju tahap yang lebih mengedepankan prinsip-prinsip universal, seperti keadilan, tanggung jawab sosial dan kesejahteraan bersama.
Untuk mengasah kemampuan berpikir kritis ini, kegiatan seperti debat dan diskusi kelompok tentang masalah etika sangat bermanfaat. Dalam konteks tersebut, individu diajak untuk mendengarkan, mengkritisi dan merespons argumen dari perspektif yang berbeda. Selain memperkaya wawasan, ini juga membantu mereka mengembangkan keterampilan dalam membedakan antara pendapat yang didasarkan pada egoisme dengan yang didasarkan pada prinsip etis yang lebih luas. Dengan demikian, berpikir kritis menjadi alat penting dalam perkembangan moral, mendorong individu untuk berperilaku lebih etis dan bertanggung jawab.
Integritas bagi seorang sarjana mencakup komitmen pada nilai-nilai moral dan etika dalam segala aspek akademis dan profesional. Hal ini berarti seorang sarjana harus jujur dalam melakukan penelitian, tidak memplagiat karya orang lain, serta bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi secara akurat dan transparan. Integritas juga mencerminkan konsistensi antara prinsip moral yang dipegang dan tindakan nyata, menjadikan seorang sarjana sebagai teladan dalam berpikir kritis, bertindak etis, serta berkontribusi positif pada masyarakat. Sebagai seorang sarjana, diharapkan mampu membawa nilai-nilai integritas di mana pun berada dan menjadi agen perubahan yang menginspirasi orang lain untuk menerapkan prinsip-prinsip yang sama.
Kohlberg menekankan bahwa perkembangan moral dapat dipahami melalui cara penalaran moral yang berkembang melalui beberapa tahap. Ia mengidentifikasi tiga tingkatan perkembangan moral, yaitu prakonvensional, konvensional dan pascakonvensional. Di mana masing-masing dari tingkatan terdiri dari dua tahap. Seiring individu melewati ketiga tingkatan ini, pemikiran moral mereka semakin terinternalisasi yang berarti terjadi perubahan dari perilaku yang dikendalikan oleh faktor eksternal menuju perilaku yang dikendalikan dari dalam diri.
Teori perkembangan moral Kohlberg ini relevan bagi sarjana karena membantu mereka memahami proses pengambilan keputusan etis dalam situasi kompleks, mendukung perkembangan integritas, serta kemampuan berpikir kritis dan bertanggung jawab.
Hubungan antara integritas sarjana dan teori perkembangan moral Kohlberg terletak pada pentingnya penalaran moral dalam membentuk perilaku etis. Integritas sarjana mencakup komitmen terhadap nilai-nilai moral, di mana individu yang memiliki integritas cenderung bertindak jujur dan etis. Seiring perkembangan moral, mereka berpindah dari perilaku yang dipengaruhi oleh faktor eksternal menjadi perilaku yang didasarkan pada prinsip internal. Hal ini menjadikan sarjana sebagai contoh yang baik dalam berpikir kritis dan bertindak etis, serta memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Daftar PustakaÂ
Ibda, Fatimah. 2023. Perkembangan Moral dalam Pandangan Lawrence Kohlberg. Journal of Education Science and Teacher Training, 12 (1), 63-69.