Mohon tunggu...
Sabrina Oktavianti
Sabrina Oktavianti Mohon Tunggu... Lainnya - Pelakar

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Inses Emosional

27 Mei 2023   14:09 Diperbarui: 4 Juni 2023   00:20 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini terjadi ketika orang tua memandang anak selayaknya pasangan, teman dekat, atau orang tua mereka sendiri. Mereka mengungkapkan masalah pribadi kepada anak dan meminta nasihat, dukungan, kenyamanan, afeksi romantis, atau mengharapkan pujian. Mereka lalu mengharapkan anak mereka untuk menanggapi seperti orang dewasa.

Penyebab

Inses emosional umumnya dilakukan oleh orang tua yang mengalami perpisahan atau perceraian, ketidaksetiaan, kurangnya keintiman atau ketidaktersediaan emosional antara orang tua tersebut dan pasangannya, kekerasan dalam rumah tangga, trauma keterikatan atau ketakutan akan pengabaian, dan kondisi kesehatan mental tertentu seperti gangguan kepribadian.

Dampak

Inses emosional merupakan salah satu tindak kekerasan emosional yang tentunya merusak dan berdampak buruk terhadap korbannya, yakni anak. Beberapa di antaranya adalah perkembangan, emosional, seksual dan romantis terhambat, masalah keintiman dalam hubungan, rendah diri, kesulitan memenuhi kebutuhan diri dan lebih memilih menyenangkan orang lain, memiliki love-hate relationship dengan orang tua, perfeksionis, tidak puas dengan kehidupan, serta timbulnya masalah kesehatan mental.

Lalu apa yang harus dilakukan?

Hal-hal yang dapat dilakukan oleh anak yang mengalami inses emosional di antaranya adalah mengenali inses emosional, menetapkan batasan dengan orang tua karena anak juga memiliki hak atas privasinya, mencari jaringan pendukung atau lingkungan yang mendukung, memutus siklus, dan mencari bantuan profesional dengan konsultasi ke psikolog atau psikiater.

Semua orang dewasa memang memiliki kebutuhan emosional, namun kebutuhan tersebut haruslah dipenuhi oleh orang dewasa lain. Dalam tindakan inses emosional, orang tua memanfaatkan anak mereka untuk mendapatkan dukungan emosional tingkat orang dewasa. Hubungan orang tua dan anak dikatakan sehat ketika perhatian diberikan oleh orang tua ke anak, bukan sebaliknya. Anak tidak boleh dijadikan pelampiasan untuk memenuhi kebutuhan emosional orang tua mereka.

Referensi:

Guarnotta, E. (2021, September 11). Emotional Incest. Retrieved from https://www.choosingtherapy.com/emotional-incest/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun