Orang tua kerap kali tidak menyadari bawa hal-hal yang biasa mereka lakukan terhadap anak merupakan salah satu tindak kekerasan emosional. Salah satu tindak kekerasan emosional tersebut adalah inses emosional atau covert incest yang terjadi saat orang tua menggunakan anak mereka untuk memperoleh dukungan emosional yang seharusnya didapatkan dari orang dewasa lain.
Inses emosional terjadi ketika orang tua tidak mau atau tidak mampu mempertahankan hubungan dengan orang dewasa lain dan malah memaksakan peran emosional yang semestinya didapatkan dari pasangan kepada anak mereka. Orang tua yang melakukan inses emosional memperlakukan anak mereka layaknya pasangan atau teman dekat, bukan sebagai anak. Mereka mengabaikan dan tidak memenuhi kebutuhan anak mereka serta tidak memberikan dukungan dan pengasuhan yang anak butuhkan.
Berikut ini adalah beberapa contoh tindakan inses emosional yang dilakukan orang tua pada anaknya.
Orang Tua Tidak Menghargai Privasi dan Batasan Anaknya
Orang tua yang melakukan inses emosional tidak menghormati kebutuhan anak mereka akan otonomi, kemandirian, dan privasi seiring bertambahnya usia. Mereka mungkin melewati batas dengan mengintai ponsel atau kamar anak mereka tanpa kebutuhan yang sah untuk melakukannya. Mereka juga mengekang anak mereka dalam hubungan pertemanan dengan melarang bermain atau menginap. Kekhawatiran akan anaknya menjadi dewasa dan lepas dari orang tua mengancam rasa aman orang tua pelaku inses emosional dan mereka akan melakukan apa saja untuk mencegah hal itu terjadi.
Tindakan lainnya juga dapat berupa menyatakan bahwa mereka memiliki hak untuk menyentuh tubuh anak mereka tanpa izin, cemburu dengan pasangan romantis anak, atau bahkan mengomentari tubuh anak dengan cara yang seksual atau tidak pantas.
Orang Tua Ingin Kebutuhannya Didahulukan
Contoh tindakan inses emotional lainnya adalah ketika orang tua menuntut agar anaknya memprioritaskan atau memenuhi kebutuhan orang tuanya terlebih dulu baik itu kasih sayang ataupun perhatian. Misalnya, orang tua mengharapkan anaknya menghibur mereka saat sedih, dan anak harus mengalah dengan merelakan waktu bermainnya untuk memenuhi kebutuhan orang tuanya itu.
Orang Tua Membicarakan Hal-Hal Dewasa dengan Anaknya
Tindakan inses emosional yang selanjutnya adalah ketika orang tua memperlakukan anaknya seperti pasangan romantis. Mereka curhat mengenai masalah rumah tangga, menceritakan topik seksual yang tidak pantas, dan membicarakan tentang pengalaman seksual atau romantis mereka dengan anak mereka.
Orang Tua Mencari Dukungan Emosional dari Anaknya
Hal ini terjadi ketika orang tua memandang anak selayaknya pasangan, teman dekat, atau orang tua mereka sendiri. Mereka mengungkapkan masalah pribadi kepada anak dan meminta nasihat, dukungan, kenyamanan, afeksi romantis, atau mengharapkan pujian. Mereka lalu mengharapkan anak mereka untuk menanggapi seperti orang dewasa.
Penyebab
Inses emosional umumnya dilakukan oleh orang tua yang mengalami perpisahan atau perceraian, ketidaksetiaan, kurangnya keintiman atau ketidaktersediaan emosional antara orang tua tersebut dan pasangannya, kekerasan dalam rumah tangga, trauma keterikatan atau ketakutan akan pengabaian, dan kondisi kesehatan mental tertentu seperti gangguan kepribadian.
Dampak
Inses emosional merupakan salah satu tindak kekerasan emosional yang tentunya merusak dan berdampak buruk terhadap korbannya, yakni anak. Beberapa di antaranya adalah perkembangan, emosional, seksual dan romantis terhambat, masalah keintiman dalam hubungan, rendah diri, kesulitan memenuhi kebutuhan diri dan lebih memilih menyenangkan orang lain, memiliki love-hate relationship dengan orang tua, perfeksionis, tidak puas dengan kehidupan, serta timbulnya masalah kesehatan mental.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh anak yang mengalami inses emosional di antaranya adalah mengenali inses emosional, menetapkan batasan dengan orang tua karena anak juga memiliki hak atas privasinya, mencari jaringan pendukung atau lingkungan yang mendukung, memutus siklus, dan mencari bantuan profesional dengan konsultasi ke psikolog atau psikiater.
Semua orang dewasa memang memiliki kebutuhan emosional, namun kebutuhan tersebut haruslah dipenuhi oleh orang dewasa lain. Dalam tindakan inses emosional, orang tua memanfaatkan anak mereka untuk mendapatkan dukungan emosional tingkat orang dewasa. Hubungan orang tua dan anak dikatakan sehat ketika perhatian diberikan oleh orang tua ke anak, bukan sebaliknya. Anak tidak boleh dijadikan pelampiasan untuk memenuhi kebutuhan emosional orang tua mereka.
Referensi:
Guarnotta, E. (2021, September 11). Emotional Incest. Retrieved from https://www.choosingtherapy.com/emotional-incest/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H