Hal ini terjadi ketika orang tua memandang anak selayaknya pasangan, teman dekat, atau orang tua mereka sendiri. Mereka mengungkapkan masalah pribadi kepada anak dan meminta nasihat, dukungan, kenyamanan, afeksi romantis, atau mengharapkan pujian. Mereka lalu mengharapkan anak mereka untuk menanggapi seperti orang dewasa.
Penyebab
Inses emosional umumnya dilakukan oleh orang tua yang mengalami perpisahan atau perceraian, ketidaksetiaan, kurangnya keintiman atau ketidaktersediaan emosional antara orang tua tersebut dan pasangannya, kekerasan dalam rumah tangga, trauma keterikatan atau ketakutan akan pengabaian, dan kondisi kesehatan mental tertentu seperti gangguan kepribadian.
Dampak
Inses emosional merupakan salah satu tindak kekerasan emosional yang tentunya merusak dan berdampak buruk terhadap korbannya, yakni anak. Beberapa di antaranya adalah perkembangan, emosional, seksual dan romantis terhambat, masalah keintiman dalam hubungan, rendah diri, kesulitan memenuhi kebutuhan diri dan lebih memilih menyenangkan orang lain, memiliki love-hate relationship dengan orang tua, perfeksionis, tidak puas dengan kehidupan, serta timbulnya masalah kesehatan mental.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh anak yang mengalami inses emosional di antaranya adalah mengenali inses emosional, menetapkan batasan dengan orang tua karena anak juga memiliki hak atas privasinya, mencari jaringan pendukung atau lingkungan yang mendukung, memutus siklus, dan mencari bantuan profesional dengan konsultasi ke psikolog atau psikiater.
Semua orang dewasa memang memiliki kebutuhan emosional, namun kebutuhan tersebut haruslah dipenuhi oleh orang dewasa lain. Dalam tindakan inses emosional, orang tua memanfaatkan anak mereka untuk mendapatkan dukungan emosional tingkat orang dewasa. Hubungan orang tua dan anak dikatakan sehat ketika perhatian diberikan oleh orang tua ke anak, bukan sebaliknya. Anak tidak boleh dijadikan pelampiasan untuk memenuhi kebutuhan emosional orang tua mereka.
Referensi:
Guarnotta, E. (2021, September 11). Emotional Incest. Retrieved from https://www.choosingtherapy.com/emotional-incest/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H