Mohon tunggu...
Sabrina Hana Anata
Sabrina Hana Anata Mohon Tunggu... Lainnya - Student

Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cerpen: Sejauh Mata Memandang

22 November 2020   13:16 Diperbarui: 22 November 2020   13:27 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dare yang lain ada gak? Aku gak mau ke rumah itu." Sam bernegosiasi dengan teman-temannya.

Zara menyilangkan tangannya. "Gak ada! Ayo lah, tadi kamu sendiri yang bilang ke Nathan untuk jangan jadi pengecut. Sekarang kenapa malah kamu yang jadi pengecut, Sam?"

Helaan napas terdengar dari Sam, ia pun mengangguk lemah dan setuju dengan dare yang diberikan. Sayangnya, hari sudah sore dan sebentar lagi bulan akan segera menampakkan diri. Oleh karena itu, dare yang akan dijalani oleh Sam pun ditunda menjadi esok pagi di hari Minggu.

Sejak semalam Sam sudah memikirkan berbagai cara untuk kabur dari dare yang diberikan oleh teman-temannya, tetapi pagi ini rupanya Zara dan Maya sudah menjemputnya di depan indekos tempat Sam tinggal karena Sam adalah seorang anak rantau. Sam mengusap wajahnya kasar saat melihat Nathan dan Serenity yang juga ikut hadir untuk menjemputnya.

"Sialan, kenapa mereka semua bersemangat sekali sih?" gumam Sam seraya menuruni tangga indekos.

Saat Sam membuka pintu indekosnya, keempat temannya sudah menyambutnya dengan senyuman. Sam menarik napasnya dalam-dalam dan menutup pintu, kemudian mengikuti teman-temannya berjalan menuju rumah hantu.

"Kalian janjian ya untuk menjemputku di indekos?" tanya Sam dengan nada kesal.

"Zara yang meminta kami untuk datang ke kos-kosanmu pagi ini," kata Nathan, menanggapi pertanyaan Sam.

Tak ada respon dari Sam selain kata-kata umpatan yang digumamkannya. Jarak dari rumah Sam ke rumah hantu tidak begitu jauh, hanya memakan waktu lima belas menit dengan berjalan kaki. Sepanjang perjalanan, Zara sibuk meledek Sam, tetapi Sam memilih untuk tidak menghiraukannya.

Sumber: steemit.com
Sumber: steemit.com
Kini tibalah mereka di pinggir jalan kecil, tepat di hadapan mereka adalah rumah hantu yang akan dimasuki oleh Sam. Pekarangan rumah ini terlihat kumuh, bahkan banyak tanaman yang layu dan tak terurus. Sarang laba-laba yang ada di atas pintu pun menambah kesan horor. Sam menarik napas dan mengembuskannya sebelum akhirnya ia melangkah mendekati pintu rumah. Ia menoleh ke belakang, menatap satu-persatu temannya.

"Ketuk saja," titah Zara setengah berbisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun