Mohon tunggu...
Sabrina Hana Anata
Sabrina Hana Anata Mohon Tunggu... Lainnya - Student

Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cerpen: Sejauh Mata Memandang

22 November 2020   13:16 Diperbarui: 22 November 2020   13:27 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketakutan yang tak mereka harapkan pun terjadi. Sam tidak masuk sekolah. Entah bagaimana ceritanya, berita tentang Sam yang hilang di rumah hantu menyebar dengan cepat di sekolah. Kemungkinan besar ada siswa yang menguping saat Nathan dan ketiga temannya tengah berdiskusi perihal Sam.

Gosip-gosip tentang hilangnya Sam membuat keempat remaja tersebut semakin kalut. Mereka tidak dapat fokus dalam mengikuti pelajaran karena memikirkan nasib Sam. Sesuai dengan hasil diskusi semalam, sepulang sekolah mereka akan kembali mendatangi rumah hantu.

"Siapa yang mau masuk duluan?" tanya Serenity sesampainya mereka di depan rumah tersebut.

"Aku saja." Nathan berjalan mendekati pintu tersebut dan mengetuknya. Tak ada respons apa pun dari dalam, Nathan kembali mengetuknya. Berkali-kali Nathan mengetuk pintu rumah hantu, tetapi tetap saja tidak ada tanggapan. Mereka akhirnya memutuskan untuk membuka pintu tersebut, ternyata pintunya tidak dikunci!

Sebagai sosok "pemimpin", Nathan menjadi orang pertama yang memasuki rumah tersebut, mereka mengendap-endap agar tidak ketahuan oleh sang pemilik rumah. Keadaan rumah hantu benar-benar berantakan. Langit-langit rumah didominasi oleh sarang laba-laba, lemari yang terbuat dari kayu pun mulai lapuk. Mereka semakin yakin bahwa penghuni rumah ini adalah seorang penyihir jahat.

"Ah!" seru Zara. Atensi mereka tertuju pada Zara yang tidak sengaja menginjak sesuatu.

Baru saja Nathan hendak menyuruh Zara untuk lebih berhati-hati, tetapi keberadaan seorang nenek yang ada di samping Nathan membuat mereka membeku di tempat. Nenek itu berdiri tepat di samping Nathan, membuat remaja laki-laki itu memejamkan matanya.

"Selamat siang, ada apa anak-anak manis datang ke sini?" tanya nenek tersebut sembari tersenyum hangat.

Tidak ada satu pun dari mereka yang berani menjawab, nenek itu pun kembali bertanya, "Ada apa kalian datang ke rumah saya?"

"K--kami mau mencari t--teman kami," jawab Zara terbata-bata.

"Teman kalian? Oh, Samuel?" Nenek itu menunjuk seorang remaja laki-laki yang tengah tertidur pulas di atas sofa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun