Metode granada merupakan suatu metode yang digunakan untuk menerjemah Al-Qur’an maupun menerjemah bahasa arab dengan berbagai langkah yang telah disusun sedemikian rupa oleh pengarang.
Pengarang metode ini ialah Solihin Bunyamin Ahmad, Lc yang lahir di Indramayu, Jawa Barat tanggal 15 Desember 1969. Dengan pengalaman belajar beliau yang cukup lama disertai kegigihan dan semangat yang patut kita contoh beliau hanya ingin menghadirkan peserta didik menguasai metode ini dibanding dengan metode lainnya yang menghabiskan waktu cukup lama.
Latar belakang penemuan ini karena banyaknya keluhan dari peserta didik. Beliau saat mengajar terutama tentang ilmu bahasa arab, berdasarkan hal tersebut beliau menginginkan membuat suatu metode pembelajaran yang memberi kemudahan bagi peserta didik dalam belajar bahasa lebih cepat daripada yang lain.
Metode Granada salah satu metode yang cukup populer digunakan dalam kegiatan penerjemahan di sebuah lembaga yang mengajarkan program penerjemahan. Bagi seorang pemula, metode ini sangat membantu dalam menerjemahkan Al-Qur’an dan memberi pelajaran untuk mengetahui pola-pola kalimat dalam bahasa arab serta mengelompokan semua perubahan kata.
Ketika kita memulai menerjemah, memerlukan waktu yang cukup lama agar proses menerjemah tidak ada kekeliruan, kecerobohan dan kelalaian karena terjemahan haruslah cocok atau sesuai dengan makna aslinya.
Ketika kita salah dalam menerjemah maka kesalahan ini sangat dianggap serius karena terjemah tidak sesuai dengan apa yang ingin dismapiakan oleh teks aslinya. Seorang penerjemah tidak boleh berfokus pada kamus dalam memberi makna pada teks, karena akan ada suatu momment dimana kamus-kamus tersebut tidak ada makna yang tepat untuk ia telusuri.
Langkah awal sebelum memulai menerjemah Al-Qur’an menggunakan metode granada yaitu menguasai perubahan kata dua bahasa yaitu bahasa asal atau dasar dan bahasa terjemah. Metode granada untuk menerjemah Al-Qur'an ini memiliki 4 langkah pokok yang harus dikuasai yaitu :
A. Menguasai komponen kalimat dalam bahasa arab.
komponen yang pertama yaitu kata benda. ciri-cirinya yang pertama yaitu diawali ال contohnya الْشَمْسُ, yang kedua bertanwin contohnya ًرَحْمَة ciri yang ketiga yaitu berawalan ُمَ م ِ م contohnya مَسْجِدٌ ciri yang keempat yaitu menunjukan nama, baik nama orang, nama hewan, atau nama tumbuhan. Yang kelima yaitu diawali dengan huruf yang mengkasrohkan. Contohnya yaitu عَلَيْهِمْ selain kata على huruf yang mengkasrohkan yaitu مِنْ إلى عَنْ فِي و ت Dan ciri yang keenam yaitu kata majemuk. Contohnya yaitu رَسُلُ الله
komponen yang kedua yaitu Kata kerja. Komponen kata kerja terbagi menjadi 3 bagian yaitu kata kerja bentuk lampau atau istilah arabnya yaitu fiil madhi. memiliki ciri-ciri tersendiri dalam menerjemah AlQur’an. Ciri-cirinya yaitu diakhiri oleh huruf-huruf تَا ,تْ ,نَ ,تُمَا ,تُمْ ,تُ ,تُنْ ,تَ ,نَ ,وا ,ا, akhiran tersebut selain ciri-ciri kata kerja bentuk lampau, ia juga menunjukkan bentuk subjek (pelaku) jadi kata kerja bentuk lampau melekat diakhir. Dalam Al-Qur’an kata kerja bentuk lampau yang sering dijumpai yaitu وا (mereka telah) di Al-Qur'an Surah Ali-Imron ayat 23, تَ (engkau telah) di Al-Qur'an Surah Al-Baqorah ayat 6, تُمْ (kalian telah) di Al-Qur’an yaitu Surah Al-Baqorah ayat 72 تُ (aku telah) di Al-Qur’an yaitu Surah Al-Zariyat ayat 56 dan نَا (kami/kami telah) di Al-Qur’an Surah At-Tin ayat 4.
Selanjutnya yaitu kata kerja bentuk sedang/akan/kebiasaan atau istilah arabnya fiil mudhorri’ memiliki beberapa ciri-cici yang pertama yaitu diawali dengan huruf-huruf berikut : Awalan ِأَ / أ = aku. awalan يَ/يُ =dia. (Rumus : apabila terdapat awalan يَ/يُ kemudian diakhir kata terdapat و/وا/ون maka memiliki arti mereka.) awalan تَ/تُ = engkau laki-laki / dia perempuan.