Mohon tunggu...
Sabila Rizky Maulida
Sabila Rizky Maulida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Brawijaya

Saya adalah seorang mahasiswa semester 1 prodi pendidikan bahasa dan sastra indonesia universitas Brawijaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Membaca pada Anak Sekolah Dasar: Studi Kasus pada Siswa Kelas 1 SDN 01 Panderejo

13 Juni 2024   17:00 Diperbarui: 13 Juni 2024   17:02 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tantangan Membaca pada Anak Sekolah Dasar: Studi Kasus Pada Siswa Kelas 1 SDN 01 Panderejo

Sabila Rizky Maulida

Universitas Brawijaya Malang

sabilarizky@student.ub.ac.id

ABSTRAK

Kesulitan membaca pada anak sekolah dasar (SD) adalah isu yang signifikan dalam konteks pendidikan. Artikel ini menyajikan tinjauan literatur terhadap kesulitan membaca pada anak SD, fokus pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tinjauan ini mencakup aspek neurokognitif, lingkungan, dan pendekatan pembelajaran yang relevan dalam konteks pendidikan dasar. Penelitian menyoroti pentingnya identifikasi dini dan intervensi yang tepat guna dalam menangani kesulitan membaca pada tahap awal perkembangan anak. Selain itu, artikel ini membahas implikasi praktis dan strategi pendekatan literasi yang dapat diterapkan dalam lingkungan kelas untuk meningkatkan kemampuan membaca anak SD. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang terlibat dalam kesulitan membaca pada anak SD, diharapkan upaya-upaya pembelajaran dapat lebih efektif dan mendukung bagi perkembangan literasi anak.

Kata kunci : kesulitan belajar, kesulitan membaca anak SD, minat literasi 

ABSTRACT

Reading difficulties in elementary school (SD) children are a significant issue in the educational context. This article presents a literature reflection on reading difficulties in elementary school children, focusing on the factors that influence it. This review covers aspects of neurocognitive, environmental, and learning approaches that are relevant in the context of primary education. Research highlights the importance of early recognition and appropriate intervention in treating reading difficulties in the early stages of a child's development. In addition, this article discusses the practical meaning and strategies of literacy approaches that can be applied in the classroom environment to improve elementary school children's reading abilities. With a deeper understanding of the factors involved in reading difficulties in elementary school children, it is hoped that learning efforts can be more effective and support children's literacy development.

Key words: learning difficulties, reading difficulties for elementary school children, interest in literacy

PENDAHULUAN

Kesulitan belajar merupakan hal umum yang terjadi pada siswa pada proses pendidikannya. Kesulitan membaca terutama pada anak SD kelas 1, merupakan hal lumrah yang terjadi. Namun, kesulitan belajar terutama pada hal membaca tidak boleh dipandang remeh. Pembelajaran di sekolah dasar, khususnya permasalah pada siswa SD yang kesulitan membaca seringkali kurang mendapat perhatian dari guru. Membaca merupakan suatu proses yang tidak hanya mengucapkan tulisan saja, akan tetapi juga melibatkan berbagai aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, metakognitif (Rafika & Lestari, 2020).

Pembelajaran membaca di sekolah dasar terdiri dari dua bagian, yakni membaca permulaan dan membaca lanjut (Sukirno, 2009: 6). Membaca permulaan mempunyai kedudukan yang sangat penting. Keterampilan membaca permulaan harus terus dipelajari sampai bisa, karena akan sangat berpengaruh terhadap keterampilan membaca selanjutnya. Sebagai keterampilan yang mendasari keterampilan berikutnya, membaca benar-benar memerlukan perhatian guru (Mitra Rahma & Febrina Dafit, 2021).  Jika dasar itu tidak kuat, maka pada tahap membaca permulaan siswa akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki keterampilan membaca yang memadai (Muhyidin et al, 2018) & (Mitra Rahma & Febrina Dafit, 2021).

(Mabunga et al, 2019) mengemukakan bahwa melalui membaca permulaan, sesungguhnya proses kognitif siswa sedang berlangsung untuk dapat mengetahui setiap makna yang tertulis di dalamnya. Pengenalan bahasa tulis, mengenal huruf, serta mengeja secara sederhana dilakukan pada tahap membaca permulaan. Pada kegiatan tersebut, siswa melakukan kegiatan menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa (Mabunga et al, 2019) (Mitra Rahma & Febrina Dafit, 2021).

Tahap membaca permulaan pada siswa dikenalkan dengan bentuk huruf abjad dari A sampai Z. Huruf-huruf tersebut perlu dilafalkan sesuai dengan bunyinya. Setelah siswa diperkenalkan dengan bentuk huruf abjad dan melafalkannya, langkah selanjutnya siswa diperkenalkan dengan mengeja suku kata, membaca kata, dan membaca kalimat pendek (Pratiwi & Ariawan, 2017).

Berdasarkan hasil wawancara salah satu guru di SDN 1 Panderejo Kec. Banyuwangi Kab. Banyuwangi, pada proses pembelajaran siswa di kelas 1 bahwa masih ada siswa yang memiliki kesulitan membaca pada tahap membaca permulaan. Permasalahan yang dialami oleh siswa beragam, seperti siswa malas berlatih membaca sehingga siswa kesulitan untuk mengenal atau melafalkan huruf abjad. Serta ada siswa yang masih mengeja atau membaca dengan terbata-bata lalu lupa saat merangkainya menjadi sebuah kalimat.

METODE

  1. Desain Penelitian : Studi kasus

  •    Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan studi kasus untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang tantangan kesulitan membaca pada anak SD di SDN 01 Panderejo.

  1. Partisipan :

  •  Anak-anak SD dari kelas 1 di SDN 01 Panderejo yang telah diidentifikasi mengalami kesulitan membaca.

  • Guru-guru kelas yang terlibat dalam proses pembelajaran dan intervensi untuk mengatasi kesulitan membaca.

  1. Instrumen Pengumpulan Data :

  • Wawancara : Dengan guru-guru kelas untuk memahami pengalaman mereka dalam menghadapi anak-anak dengan kesulitan membaca.

  1. Prosedur Penelitian :

  • Identifikasi partisipan: Anak-anak yang mengalami kesulitan membaca akan diidentifikasi berdasarkan tes bacaan standar dan rekomendasi dari guru-guru.

  • Pengumpulan data: Data akan dikumpulkan melalui wawancara dengan guru kelas 1 SDN 01 Panderejo.

  • Analisis data: Data akan dianalisis secara kualitatif dengan fokus pada pola-pola yang muncul dalam tantangan membaca anak-anak dan faktor-faktor yang memengaruhinya.

  • Interpretasi hasil: Hasil analisis akan digunakan untuk mengidentifikasi pola-pola umum dalam kesulitan membaca anak-anak SD dan merumuskan rekomendasi untuk intervensi dan perbaikan pembelajaran.

  1. Evaluasi dan Pelaporan :

  • Hasil penelitian akan dievaluasi secara kritis untuk menarik kesimpulan yang akurat.

  • Hasil penelitian akan dilaporkan dalam bentuk artikel ilmiah yang dapat digunakan sebagai panduan bagi guru, orangtua, dan pihak-pihak terkait dalam mengatasi tantangan kesulitan membaca pada anak SD.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana siswa tidak dapat belajar secara normal, karena adanya ancaman, hambatan atau gangguan belajar tertentu yang dialami oleh siswa atau siswa.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kesulitan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan adanya hambatan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan, sehingga memerlukan upaya yang lebih keras lagi untuk mengatasinya. 

Selain pengertian di atas, kesulitan belajar siswa mempunyai pengertian yang luas, antara lain:

1) Gangguan Belajar adalah suatu kondisi dimana proses belajar seseorang terganggu akibat respon yang bertentangan. Intinya, hasil pembelajaran yang dicapai akan lebih rendah dari potensinya. 

2) Ketidakmampuan Belajar adalah ketidakmampuan siswa yang mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar (menghindari belajar), sehingga hasil belajarnya berada di bawah potensi intelektualnya. 

3) Disfungsi Belajar yaitu menunjukkan gejala dimana proses belajar tidak berjalan dengan baik padahal pada dasarnya tidak ada tanda-tanda subnormalitas mental atau gangguan psikis. 

4) Under Achiever adalah siswa yang mempunyai tingkat potensi intelektual di atas normal, namun prestasi belajarnya relatif rendah. 

5) Slow Learner adalah siswa yang lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu dibandingkan dengan siswa lain yang mempunyai tingkat potensi intelektual yang sama. 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu hambatan yang dialami siswa dalam proses belajar.

Pengertian Membaca

Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang ingin disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Demikian pula menurut Harjasujana (1997:12), membaca adalah menanggapi simbol-simbol yang tercetak atau tertulis dengan menggunakan makna yang benar. 

Hakikat membaca adalah melihat tulisan dan menyuarakan atau tidak menyuarakan (dalam hati) dan memahami isi tulisan (Zainuddin, 1992: 72). Membaca merupakan upaya untuk mendapatkan sesuatu yang ingin diketahui, mempelajari sesuatu yang ingin dilakukan, atau memperoleh kesenangan dan pengetahuan dari menulis. Membaca merupakan suatu tindakan yang dilakukan berdasarkan kerjasama berbagai keterampilan yaitu mengamati, memahami dan berpikir. Dalam konteks pembelajaran, membaca dipandang sebagai proses menuju pemahaman sebagai produk yang dapat diukur. Dalam proses ini terjadi transfer informasi yang terkandung dalam simbol-simbol grafis yang mewakili kata-kata. 

Membaca pada hakikatnya merupakan sesuatu yang kompleks yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar membaca tulisan, namun juga melibatkan aktivitas visual, psikolinguistik, dan metakognitif. 

Selain makna yang diungkapkan di atas, membaca juga dapat diartikan sebagai suatu cara yang kita gunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan terkadang dengan orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat dalam simbol-simbol tertulis. 

Pengertian Kesulitan Membaca

Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan pembaca untuk menerima pesan yang ingin disampaikan penulis melalui kata-kata/tulisan. Kesulitan membaca sering disebut sebagai gejala kesulitan mempelajari suatu bagian dan kalimat. Siswa yang kesulitan membaca mempunyai satu atau lebih kesulitan memproses informasi. 

Secara umum “kesulitan” adalah suatu keadaan tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan, sehingga memerlukan upaya yang lebih giat untuk mengatasinya.

Anak yang mengalami hambatan ini mungkin mengenalinya atau tidak, dan mungkin bersifat sosiologis atau psikologis selama belajar. Kesulitan membaca pada hakikatnya merupakan gejala yang diwujudkan dalam berbagai fenomena perilaku langsung. 

Menurut pengertian kesulitan membaca yang dikemukakan di atas, perilaku yang ditunjukkan ditandai dengan adanya hambatan tertentu. Ketidakmampuan belajar spesifik adalah kelainan pada satu atau lebih proses psikologis dasar yang terlibat dalam pemahaman dan penggunaan bahasa tertulis. Gangguan ini dapat bermanifestasi sebagai gangguan pendengaran, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau berhitung.

Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Membaca pada Anak SD

Membaca merupakan bagian penting di sekolah dasar. Aspek membaca memegang peranan yang sangat penting, karena dengan membaca anak dapat belajar berbagai cara untuk meningkatkan pengetahuannya, dan dapat dikatakan bahwa pembelajaran tersebut didasarkan pada kemampuan membaca.

Keberhasilan membaca siswa ditunjang oleh beberapa faktor pendukung, namun banyak juga faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam belajar membaca. Kesulitan membaca dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan kesulitan membaca siswa di SDN 1 Panderejo:

  1. Tidak ada pembelajaran membaca dari TK

Pembelajaran membaca sejak TK sangat berpengaruh pada kemampuan membaca anak di tingkat sekolah dasar. Berdasarkan penelitian (Ai Sabrina & Idah Faridah I., 2016) menunjukkan bahwa ketuntasan membaca siswa yang melalui TK lebih baik daripada siswa yang tidak melalui TK. Hal ini dikarenakan siswa yang melalui TK sudah dikenalkan mengenai simbol-simbol tertulis, serta mampu melafalkan lambang bahasa sehingga kemampuan membacanya lebih baik dari siswa yang tidak melalui TK.

  1. Kurangnya perhatian dari orang tua terkait pembelajaran membaca

Orang tua yang kurang memberikan perhatian yang maksimal terhadap siswa akan berdampak pada rendahnya motivasi siswa dalam belajar membaca. Oleh karena itu, orang tua hendaknya lebih memperhatikan agar motivasi siswa dalam belajar membaca terus meningkat, agar siswa tidak mengalami kesulitan membaca. Motivasi belajar merupakan suatu penggerak umum yang membangkitkan aktivitas belajar dalam diri siswa, yang menjamin kelangsungan belajar dan mengarahkan kegiatan belajar sedemikian rupa sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Hafida, 2020; Hapsari et al., 2021).

  1. Siswa malas berlatih membaca

Salah satu faktor yang menyebabkan kesulitan membaca yaitu siswa malas berlatih membaca. Siswa yang malas berlatih membaca menunjukkan bahwa minat baca mereka masih rendah. Minat berbeda dengan bakat. Minat muncul dari keakraban dengan lingkungan atau hasil interaksi dan pembelajaran dari lingkungan (Fitri, 2019; Sari, 2020). Untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar membaca, guru memberikan metode pembelajaran yang sangat menarik berdasarkan kesulitan membaca  siswa.

Tanda Siswa Mengalami Kesulitan Membaca

Guru SDN 1 Panderejo mengungkapkan bahwa terdapat beberapa hal yang menjadi tanda seorang siswa mengalami kesulitan membaca. Tanda pertama yaitu pada saat menulis, siswa harus melihat setiap huruf. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi setiap huruf dan merangkai susunan huruf. Tanda kedua yaitu ketika guru mendikte, siswa kesulitan untuk menuliskan kembali. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum mampu mengenal suku kata, belum mampu membaca kata, dan belum mampu membaca kalimat, sehingga siswa kesulitan untuk mengungkapkan kata atau kalimat dalam sebuah tulisan.

Cara Mendeteksi Siswa yang Mengalami Kesulitan Membaca

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SDN 1 Panderejo, siswa yang mengalami  permasalahan membaca cenderung menolak ketika diperintah untuk membaca. Kemampuan membaca tidak muncul begitu saja. Beberapa anak perlu diajarkan keterampilan, pengenalan kata dan pemahaman bacaan secara langsung dan sistematis. Penelitian menunjukkan bahwa orang tua dapat meningkatkan kemampuan membaca anak-anak dengan memberikan instruksi yang merangsang otak, kosakata yang sesuai dengan usia, pemahaman bahasa, dan struktur kalimat. Namun selain karena teknik, permasalahan membaca bisa jadi disebabkan karena anak menderita disleksia. Menurut Mayo Clinic, disleksia merupakan gangguan belajar yang melibatkan kesulitan membaca yang tidak dipengaruhi oleh kecerdasan seseorang. Kesulitan dalam mengenali ucapan, mempelajari huruf, dan mengolah kosa kata merupakan ciri-ciri-ciri disleksia. Jika anak usia 7 tahun belum bisa membaca, salah satu alasannya mungkin karena ia mengidap kelainan tersebut. 

Cara Menciptakan Lingkungan Sekolah yang dapat Mendukung Perkembangan Kemampuan Membaca pada Anak.

Guru di SDN 1 Panderejo menyatakan bahwa pada era globalisasi saat ini kemampuan membaca pada anak benar-benar menurun, apalagi sekarang kebanyakan anak dibawah umur sudah dibebaskan bermain handphone dengan orang tuanya, dari pengaruh tersebut banyak anak yang lebih memilih melakukan aktivitasnya berdampingan dengan handphone dibandingkan dengan mainan ataupun buku bacaan yang sesuai sama usianya. Padahal pada usia 7-11 tahun adalah usia yang sudah memiliki kemampuan untuk berfikir secara logis, meskipun mereka hanya bisa menerapkan pemikiran logika pada objek fisik dan mereka belum bisa berfikir secara logika abstrak. Dari pengaruh ini kemampuan membaca anak berkurang karena mereka sudah merasakan nikmatnya bermain online bersama teman seusianya yang berjarak jauh. Pemikiran logika anak disini bermain, tentang membaca adalah kegiatan yang membosankan, dari hal itu membaca sudah tidak menarik dalam benak pikirannya. Guru SDN 1 Panderejo menangani permasalahan ini menggunakan cara:

  1. Menciptakan Lingkungan yang Merangsang Minat Literasi 

Pada cara ini pihak sekolah SDN 1 Panderejo menciptakan suasana baru untuk meningkatkan minat baca siswa, supaya siswa tertarik mengunjungi perpustakaan pihak sekolah menjadikan isi perpustakaan seperti playground, dan mainan di dalamnya berbagai macam, seperti bola yang ditempeli pertanyaan teka-teki dan jawaban dari pertanyaan tersebut berada di mainan lainya, dari situ rasa penasaran siswa meningkat dan akhirnya siswa berlatih untuk membaca.

  1. Menyediakan Buku yang Menarik dan sesuai dengan Usia

Pihak sekolah SDN 1 Panderejo menyediakan buku-buku yang menarik perhatian siswa, menyediakan buku-buku yang sesuai kebutuhan siswa, dan yang paling penting buku bacaan yang bahasanya mudah dimengerti oleh siswa. Pihak sekolah SDN 1 Panderejo menyatakan dari sini siswa lebih ada peningkatan minat baca. 

  1. Memasukkan literasi dalam kurikulum

Pihak sekolah SDN 1 Panderejo menggunakan cara memasukkan Literasi dalam kurikulum, literasi dilakukan 15 menit sebelum dimulai mata pelajaran umum, dan kegiatan ini dilakukan pada hari senin setelah upacara berlangsung. Pihak SDN 1 Panderejo menyatakan bahwa cara ini adalah cara paling ampuh untuk siswa melakukan kegiatan membaca, karena pada hal ini siswa mau tidak mau harus melakukan membaca untuk mengikuti mata pelajaran mereka.

Dengan cara-cara tersebut pihak Sekolah SDN 1 Panderejo berhasil meningkatkan minat baca pada siswa, meskipun belum 100% berhasil akan tetapi melakukan cara-cara ini sudah membawa dampak positif pada siswa SDN 1 Panderejo.

KESIMPULAN

Kesulitan membaca adalah saat seseorang menghadapi hambatan dalam mempelajari bagian dan kalimat. Kesulitan dalam mencapai tujuan, terutama dalam proses belajar, memerlukan upaya tambahan yang lebih aktif untuk mengatasinya. Kesulitan membaca dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kesulitan mempelajari bagian dan kalimat, hambatan dalam memproses informasi, dan gangguan dalam pemahaman dan penggunaan bahasa tertulis. Anak yang mengalami kesulitan membaca mungkin tidak menyadarinya, dan faktor sosial dan psikologis dapat memengaruhinya selama proses belajar. Membaca memiliki peran penting dalam pendidikan dasar, dimana siswa dapat belajar meningkatkan pengetahuan mereka. Namun, kesulitan membaca siswa dapat dipengaruhi oleh faktor seperti kurangnya pembelajaran membaca dari TK, kurangnya perhatian orang tua terhadap pembelajaran membaca, dan kemalasan siswa dalam berlatih membaca. Faktor-faktor ini menjadi penyebab kesulitan membaca di SDN 1 Panderejo. Dengan begitu, untuk mencapai keberhasilan membaca pada siswa sekolah dasar, perlu adanya dukungan dengan faktor-faktor pendukung yang tepat.

SARAN

Berdasarkan hasil temuan dari survey yang dilakukan yaitu terdapat dua pendukung untuk meningkatkan keterampilan membaca pada anak sd yaitu pendukung dari guru. Guru harus menggunakan metode yang bervariasi, karena diperlukan saat pembelajaran agar tidak memudahkan memunculkan rasa bosan. Selain itu juga, guru bisa menggunakan media yang lebih menarik agar dapat memunculkan rasa semangat siswa untuk belajar.

Faktor pendukung kedua yaitu dari sekolah. Sekolah dapat menambahkan buku bacaan yang bervariasi agar dapat menimbulkan rasa ingin membaca yang tinggi pada diri anak. Memfasilitasi segala hal yang berhubungan dengan meningkatnya kemampuan anak dalam membaca.

DAFTAR PUSTAKA

Mitra Rahma, & Febrina Dafit. (2021). Analisis Kesulitan Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar. Qalamuna : Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 13(2), 397–410. 

Wardani, I. K., Lestari, S., & Budiarti, M. (2020). Analisis kesulitan membaca permulaan siswa kelas rendah. Prosiding Konferensi Ilmiah Dasar, 2(0), 286–289. 

Teori, L., Kajian Teori, A., Kesulitan Belajar, Pengertian, K., & Belajar. (n.d.). BAB II. 

Sabrina, A., & Laily, I. F. (2016). PERBANDINGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANTARA SISWA KELAS I MELALUI TK DENGAN TIDAK MELALUI TK DI MI PGM KOTA CIREBON. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 3(2), 291. 

Aprilia, U. I., Fathurohman, F., & Purbasari, P. (2021). Analisis Kesulitan Membaca Permulaan Siswa Kelas I. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 5(2), 227–233.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun