Jangan pernah meremehkan siapa pun untuk mendapatkan karunia lailatul-qadr. Sebab boleh jadi orang yang kita anggap paling tidak pantas meraih lailatul-qadr, justru dikaruniai malam lailatul-qadr.
Ketiga, dari segi bahasa, lailatul-qadr bermakna "malam penentuan" atau "malam takdir" atau "malam yang sangat menentukan nasib seorang Muslim di dunia ataupun di akhirat".
Artinya seolah Allah swt menegaskan, bahwa siapa pun yang mendapatkan karunia lailatul-qadr, berarti ia sudah selesai dan sudah tamat sebagai seorang hamba.
Karena disebut turun di malam hari, berarti tidak mungkin lailatul-qadr didapatkan di siang hari. Dan pengertian "malam" dalam fikhi Islam adalah mulai dari sehabis shalat isya dan sunnat ba'diyah-nya (sesuai waktu isya) sampai masuknya waktu fajar (shalat subuh).
Keempat, bahwa tidak seorang pun yang bisa memastikan kapan persisnya terjadinya lailatul-qadr di bulan Ramadhan. Terkait waktunya, para ulama berijtihad tentang waktu turunnya lailatul-qadr, dengan mengacu pada beberapa hadits Nabi menyebutkan secara spesifik waktu lailatul qadr, dengan lima kemungkinan sebagai berikut:
- Dimungkinkan Lailatul-qadr turun di salah satu malam dari 29/30 malam ramadhan, yakni sepanjang bulan suci Ramadhan.
- Kemungkinannya dipersempit menjadi seluruh malam di sepertiga terakhir dari Ramadhan: mulai malam ke 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 dan 29/30.
- Kemungkinannya dipersempit lagi menjadi malam-malam ganjil pada sepertiga terakhir: malam ke-21, 23, 25,27 & 29. Catatan: sebagian besar hadits Nabi yang menyinggung lailatul-qadr mengkonfirmasi bahwa lailatul-qadr turun pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
- Kemungkinannya makin dipersempit menjadi dua malam ganjil terakhir: malam ke-27 dan 29.
- Ini yang terakhir, kemungkinan besar turun/terjadi pada malam ke-27 saja. Karena itu, sebagian jamaah atau komunitas Muslim di berbagai negara, akan melakukan ritual dan rangkaian ibadah tertentu di malam ke-27 Ramadhan, baik secara berjamaah ataupun perorangan.
Karena tidak bisa dipastikan kapan waktunya, maka boleh jadi, Anda mengalaminya di malam ke-27, terus dia meraihnya di malam ke-23, dan saya mendapatkannya di malam ke-29. Atau kita barengan mendapatkannya di malam ke-21 dst. Atau bahkan sudah ada di antara kita yang telah meraihnya di salah satu malam Ramadhan yang telah berlalu.
Kelima, Karunia Lailatul-qadr adalah pengalaman spiritual yang bersifat sangat personal antara seorang hamba dengan Tuhannya. Maka jangan percaya kalau ada orang mengklaim telah mendapatkan lailatul-qadr. Sebab pengakuan & klaim itu justru bertentangan dengan karakter lailatul-qadr: tawadhu', rendah hati dan keikhlasan.
Sependek pengetahuan saya, tidak ada seorang ulama pun yang sesumbar mengklaim diri telah mendapatkan lailatul-qadr. Dan jika pun ada, lailatul-qadr boleh jadi justru menjadi bumerang bagi dirinya.
Bila Anda ditakdirkan meraihnya, cara terbaik untuk memperlakukannya adalah menikmatinya saja. Dan setiap Muslim, siapa pun dia, memiliki peluang meraih karunia Lailatul-qadr di bulan Ramadhan. Ya Allah, ya Rabbi, jadikanlah kami sebagai salah satu di antara orang-orang yang Engkau perkenankan meraih karunia lailatul-qadr-Mu di bulan Ramadhan tahun ini.
Keenam, jika waktunya tak dapat dipastikan, begitu pula tempatnya. Allah swt berhak penuh menentukan lokasi atau tempat pemberian karunia lailatul-qadr di mana pun. Bisa di masjid, di rumah atau di jalan-jalan.
Ketujuh, memburu Lailatul-qadr mungkin bukan bahasa yang tepat. Tetapi yang lebih tepat adalah mari memantaskan diri untuk dijemput dan ditemui lailatul-qadr. Dan bila Anda kebenaran dikaruniai kesempatan meraihnya, jangan lupa mendoakanku!