Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengintip Kekayaan dan Sumber Pendanaan Raja dan Kerajaan Inggris

6 Mei 2023   16:09 Diperbarui: 7 Mei 2023   03:54 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: AP/ALASTAIR GRANT via Kompas.com

Gabungan harta antara kekayaan pribadi Raja dan keluarganya dengan bantuan pendaaan Pemerintah Inggris kepada kerajaan, tentu saja tak bisa dijadikan acuan tunggal untuk menaksir nilai-bobot kekayaan Kerajaan Inggris yang tak kasat mata.

Foto Ratu Inggris Elizabeth II yang terpampang di uang kertas dan uang koin GBP (Great Britain Pound Sterling), para turis yang tak henti berbondong ke Inggris semata kerena mengidolakan Ratu Elizabeth II, adalah nilai kekayaan yang tak kasat mata, dan sulit ditaksir nilainya secara matematis. Konon banyak turis berkunjung ke Inggris terutama dipicu oleh pesona Ratu Elizabeth II.

Banyak pengamat mengatakan, pesona Charles III yang dimahkotai sebagai Raja Inggris pada 06 Mei 2023, akan sulit atau masih perlu waktu panjang untuk dapat mendekati dan semoga kelak bisa menandingi pesona Ratu Elizabeth II, yang berkuasa selama 70 tahun 214 hari.

Kritik terhadap Sejarah Hitam Kerajaan

Di tengah persiapan pesta glamour untuk prosesi pemahkotaan Raja Charles III, sejumlah media dan pengamat juga menyelipkan informasi dan analisis tentang kenangan sejarah hitam Kerajaan Inggris.

Kita tahu, Raja Charles III akan dimahkotai hari ini dengan posisi, selain sebagai Raja Inggris, juga sebagai Kepala Negara untuk 15 negara (sebagian besar masih berupa wilayah jajahan/koloni).

Bandingkan, ketika dimahkotai sebagai Ratu Inggris tahun 1953, Ratu Elizabeth II juga merupakan Kepala Pemerintahan untuk 32 negara (sebagian besar adalah wilayah jajahan). Selama berkuasa, Ratu Elizabeth II telah melepas sebanyak 17 negara/koloni.

Ke-15 negara dan koloni yang masih tersisa itu antara lain Australia, Kanada, New Zeland, Barbados dan Jamaica. Ke-15 negara itu masih meng-induk ke Kerajaan Inggris, kepala negaranya menduduki posisi sebagai perwakilan Raja-Ratu Inggris (representative of king or queen), yang bergelar Governor-General (Gubernur-Jenderal).

Pemahkotaan Raja Charles III mungkin menjadi momentum untuk mendiskusikan ulang pelepasan negara-negara dan koloni Inggris. Berbagai sumber menyebutkan bahwa Raja Charles III adalah figur yang sering merasa tidak nyaman dengan isu dan kenangan sejarah hitam koloni Inggris tersebut.

Namun harus diakui, melepas wilayah koloni tersebut kadang lebih mudah diucapkan dibanding dilakukan.

Untuk kasus Australia misalnya, yang merupakan negara paling ngotot melepaskan diri dari kontrol Kerajaan Inggris, dan ingin menjadi negara Republilk, toh masih terkendala oleh pandangan rakyat Australia sendiri. Pada referendum 1999 di Australia, pro kerajaan masih menang 10 persen dibanding yang pro republik. Artinya masih lebih banyak warga negara Australia yang memilih tetap hormat dan berada di bawah kontrol Kerajaan Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun