Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Amerika Serikat Vs China: Preman Lama yang Gugup Ditantang Preman Baru

30 April 2023   22:00 Diperbarui: 3 Mei 2023   07:53 1946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena itu, jika dilihat dari kapasitasnya dan jangkauan jelajahnya, tiga kapal induk China itu tampaknya masih akan lebih fokus mendukung operasi militer China di wilayah Laut China Selatan, khususnya untuk mengantisipasi perkembangan dan dinamika, jika tiba saatnya menyerang dan menduduki Taiwan.

Sumber: nationsonline.org
Sumber: nationsonline.org

Isu kunci adalah Taiwan

Dan isu yang paling mungkin memicu gesekan militer antara China dan Amerika (Barat) adalah soal Taiwan. Bagi China, Taiwan adalah wilayah teritorial China dan red-line-nya adalah jika Taiwan mendeklarasikan kemerdekaan secara sepihak.

Sementara bagi Amerika, Taiwan (bersama Jepang dan Korea Selatan) adalah negara sekutu utama di Asia Timur. Dan red line-nya adalah tidak akan membiarkan China menduduki kembali Taiwan.

Dan kalau mau jujur, kemungkinan China menyerang dan menduduki kembali Taiwan hanya persoalan waktu saja.

Untuk mengantisipasi kemungkinan China menyerang dan menduduki Taiwan, Amerika melakukan dua langkah strategis dengan membentuk dua aliansi militer di Pasifik dan Indo-China, yaitu QUAD (digagas pertama kali oleh Jepang pada 2007), dan kini beranggotakan empat negara: Amerika, India, Jepang dan Australia.

Selanjutnya pada September 2021, Amerika menginisiasi aliansi baru bernama AUKUS yang beranggotakan Australia, Inggris dan Amerika (AUKUS adalah akronim dari Australia-United Kingdom-United States).

China dan Perang Ukraina

Pihak Barat (Amerika dan Eropa Barat) sangat khawatir dengan kedekatan China dengan Rusia, khususnya terkait dengan kemungkinan bantuan militer China kepada Rusia dalam Perang Ukraina.

Seperti diketahui, beberapa hari sebelum menyerang Ukraina, Putin menemui Xi Jinping di Beijing pada 14 Februari 2022, dan keduanya menegaskan no-limit partnership (pertemanan tanpa batas) antara Rusia-China, lalu kunjungan Xi Jinping ke Rusia pada 20-22 Maret 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun