Selama satu tahun sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, saya aktif menelusuri dan membaca berbagai analisis tentang kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan senjata nuklir di Ukraina.
Hasilnya, hampir semua analis dan pakar perang berpandangan: masih sangat kecil kemungkinan Vladimir Putin akan menggunakan senjata nuklir dalam perang Ukraina. Tentu dengan alasan yang masuk akal.
Saya akhirnya berkesimpulan sementara: jika diilustrasikan dan diukur dengan skala satu sampai sepuluh, kemungkinannya kurang dari satu atau 0,1 sampai 0,99.
Tapi betapa pun kecilnya kemungkinan tersebut (kurang dari satu), semua pengamat memastikan, tetap harus diantisipasi secara serius.
Sebelum lanjut, mungkin sebaiknya menelusuri ulang peristiwa-peristiwa militer yang memicu Amerika Serikat menggunakan bom nuklir dalam Perang Dunia-II (1939 hingga1945).
Pelajaran dari Hiroshima dan NagasakiÂ
Dalam berbagai dokumen yang telah dipublikasikan, persiapan menuju pemboman Hiroshima dan Nagasaki Jepang dimulai melalui pembentukan "509th Composite Group" pada 9 Desember 1944, yang secara efektif diaktifkan pada 17 Desember 1944. Dengan kata lain, persiapan riil untuk membom Hiroshima dan Nagasaki berlangsung sekitar 10 bulan.
Dalam ulasan reasoning-nya, Presiden Harry Truman bukan ingin menghancurkan kebudayaan dan bangsa Jepang; tapi menghancurkan (mempreteli) kemampuan Jepang untuk menyulut perang. Maka diperlukan serangan yang membuat Jepang menyerah dan tak lagi mampu menyulut api perang.
Artinya, niat Amerika menghancurkan Jepang dengan bom nuklir patut diduga sudah muncul paska penyerangan pasukan udara Jepang ke pangkalan angkatan laut Amerika di Pearl Harbour, Hawaii.
Sebab serangan mendadak pasukan udara Jepang ke pelabuhan pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Hawaii pada 07 Desember 1941 adalah peristiwa militer yang memalukan dan mempermalukan sekaligus melucuti harga diri dan keunggulan militer Amerika. Dan tentu saja melukai batin Presiden Amerika (ketika itu) Franklin D. Roosevelt, yang meninggal pada 12 April 1945, lalu digantikan oleh wakilnya, Harry Truman.