Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seribu Satu Kisah Duka dari Gempa Turki-Suriah

11 Februari 2023   11:23 Diperbarui: 11 Februari 2023   11:33 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir seluruh gedung di Kota tua Antakya sudah kolaps. Kawasan bazar kuno telah berubah menjadi puing-puing. Mesjid Ulu yang berusia berabad-abad sudah rata dengan tanah; gedung parlemen tua, yang merupakan ikon destinasi wisata di pusat alun-alun kota Antakya tak lagi utuh berdiri.

Akibat kerusakan jalan-jalan akses antar wilayah, banyak titik wilayah Hatay (selatan Turki) yang terlambat dijangkau tim penyelamat. Dan setiap detik keterlambatan penyelamatan akan berarti pertambahan korban tewas.

Warga yang berada di tempat-tempat pengungsian, yang umumnya berupa tenda-tenda di ruang-ruang terbuka di berbagai titik dalam wilayah terdampak gempa, berjibaku menghadapi paparan suhu dingin yang rata-rata antara minus hingga 3 derajat celcius.

Kondisi pengungsian, di berbagai titik ini bisa berlangsung paling kurang hingga tiga bulan ke depan. Mereka akan menjalani bulan Ramadhan dan lebaran 1444H di tempat pengungsian.

Di sepanjang perbatasan Suriah-Turki, kelompok sukarelawan yang populer dengan sebut Helm Putih (White Helmets) terus aktif melakukan upaya penyelamatan dengan tangan dan peralatan sekedarnya, menemukan banyak korban yang masih hidup, salah satunya seorang gadis, yang masih mengenakan baju piyama berwarna pink, dan masih hidup.

Media Nasional Turki TRT pada Jumat 10 Februari 2023 melaporkan, Tim Penyelamat berhasil menyelamatkan tiga bersaudara dari reruntuhan bangunan dua lantai di kota Hatay. Korban pertama diselamatkan 117 jam paska gempa, dan yang kedua pada pukul 119 jam paska gempa.

Seorang anak, Kamil Can, berusia 16 tahun berhasil diangkat dari reruntuhan dalam keadaan hidup di kota Kahramanmaras, 119 jam paska gempa. Pemandangannya mengharukan dan sekaligus menggembirakan karena Kamil Can tersenyum saat digendong oleh seorang tim penyelamat. Penyelamatan Kamil Can dilakukan setelah tim penyelamat mendengar suaranya dari bawah reruntuhan.

Suriah terabaikan

Selama empat hari paska gempa, liputan berita tentang suasana dan korban gempa di wilayah Suriah, sangat minim. Wilayah Suriah (Provinsi Aleppo dan Idlib), yang terdampak gempa memang masih belum stabil secara keamanan antar berbagai kelompk.

Setelah terpojok, pada Jumat 10 Februari 2023 (Kamis 9 Feb 2021 waktu Amerika), Departemen Keuangan Amerika mengumumkan tidak akan mengaktifkan (membekukan) sanksi terhadap Suriah selama 180 hari untuk semua transaksi yang terkait upaya penyelamatan korban dan pemulihan paska gempa.

Beberapa jam kemudian, pada hari yang sama (Jumat 10 Februari 2023), Presiden Suriah Bashar Assad bersama istrinya dilaporkan membesuk korban gempa yang dirawat di Rumah Sakit Universitas Aleppo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun