Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Freedom of Conscience

4 November 2020   15:27 Diperbarui: 4 November 2020   15:34 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Freedom of conscience biasa diartikan hak untuk mempercayai (atau tidak mempercayai) keyakinan keagamaan atau prinsip moralitas orang lain (the right to follow one's own beliefs in matters of religion and morality).

Mungkin bisa juga disebut "kebebasan beraqidah".

Pada 2 September 2020, Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan, di Perancis semua orang bebas mengkritik, termasuk menghujat Tuhan (freedom to blaspheme) yang menurutnya mengacu atau bagian dari kebebasan beragama/beraqidah (freedom of conscience).

Selanjutnya, pada 02 Oktober 2020, di Les Mureaux, tidak jauh dari sekolah yang kemudian menjadi lokasi pemenggalan leher guru Samuel Paty (16 Oktober 2020), Presiden Perancis menyampaikan pidato yang diyakini sebagai penyebab utama munculnya reaksi umat Islam di berbagai negara.

Macron menjelaskan beberapa poin "RUU Secularity and Liberty Law", antara lain: para imam masjid di Perancis akan dilarang mengikuti training di luar Perancis; mengurangi praktek home-schooling (di kalangan rumah tangga Muslim); semua ormas dan yayasan Islam harus menandatangani kontrak kesetiaan kepada nilai-nilai Republik Perancis (the Republic's values) sebagai syarat untuk mendapatkan subsidi pemerintah; Bahwa di Perancis ada kelompok komunitas yang hidup berdasarkan nilai-nilai dari negara asal mereka, yang bertentangan dengan nilai-nilai Republik Perancis; bahwa Islam radikal adalah ideologi yang ingin menghancurkan Republik Perancis; pihak berwajib di setiap wilayah Perancis setiap bulan menutup sekolah-sekolah yang mengajarkan paham radikal; dan Islam sedang dalam posisi krisis di berbagai negara.

Dan kajian tentang freedom of conscience itu sebenarnya bukan barang baru. Sebagai perbandingan, di dalam Quran, ada penggalan awal ayat 29, Surat Al-Kahfi yang berbunyi begini:

....

(Wa qulil-haqqu min rabbikum, fa man sya'a fal-yu'min, wa man sya'a fal-yakfur)

Ada beberapa versi terjemahan bahasa Indonesianya. Salah satunya saya ambil dari "Quran, Tafsir dan Terjemahannya" yang diterbitkan Departemen Agama: "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu; barangsiapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir."

Terjemahan bahasa Inggrisnya juga banyak versinya. Salah satunya berbunyi begini: "Whoever wants, let him believe, and whoever wants, let him disbelieve".

Terjemahan Inggris Quran karya Maulana Muhammad Ali menggunakan kalimat yang lain: "The Truth is from your Lord; so let him who please believe, and let him who please disbelieve".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun