Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Serangan Terror New York: Sayfullo Saipov Melukai Martabat Kedigdayaan Amerika

5 November 2017   07:46 Diperbarui: 5 November 2017   08:34 1179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghadapi dan menanggulangi aksi teror perorangan sekelas aksi teror New York yang dilakukan oleh Sayfullo Saipov, 29 tahun, pada Rabu 01 Nop 2017, tidak memerlukan analisa canggih dan kajian yang bersifat strategis dan shopisticated.

Sebab kita berhadapan dengan pelaku yang sangat praktis dan sederhana: seorang diri, merencanakan sendiri, melakukan aksinya kapanpun dan dimanapun dia mau, memilih sendiri target serangan, dan hanya menggunakan peralatan yang tersedia (baca: mobil pickup).

Tidak aneh, beberapa jam setalah aksi yang menewaskan 8 orang tersebut, sebagian pejabat terkait di Amerika tampak terdadak dan terkesan bingung menyikapinya. 

Melalui akun Twitter-nya, Presiden Amerika Donald Trump berkomentar bahwa  sistem keadilan di Amerika adalah  "a joke and ... laughingstocks (lucu dan barang tertawaan), dan lalu mengancam akan membawa pelaku NY Attack ke Guantanamo. "We also have to come up with punishment that's far quicker and far greater than the punishment these animals are getting right now (kita juga harus segera merumuskan hukuman yang lebih cepat dan lebih besar dibanding hukuman yang diperoleh oleh para binatang itu saat ini).

Lalu pada 2 Nop 2017, giliran Attorney General (Jaksa Agung) Jeff Sessions ikut bersuara: diperlukan beberapa paket kebijakan untuk melindungi Amerika dari serangan aksi teror: pemerintah akan menggunakan "all lawful tools at our disposal (semua perangkat hukum yang ada).

Lebih lanjut Jeff Sessions menjelaskan tiga langkah untuk melindungi Amerika: "Enforcing hardline immigration policies, requiring that the tech sector grant law enforcement access to electronic evidence, and maintaining surveillance powers for the intelligence community(kebijakan keras di bidang imigrasi; sektor teknologi harus mendukung penegakan hukum, dan mempertahankan pengawasan intelijen)".

Tak satupun yang baru dari kebijakan-kebijakan itu. Semua sudah dilaksanakan. Hanya memang belum mampu mendeteksi rencana aksi teror sekelas aksi Sayfullo Saipov.

Dan seperti biasanya, muncul beberapa pernyataan realistis. Salah satunya dari Matthew Olsen, mantan Direktur National Counterterrorism Center (NCTC), yang juga menjabat General Counsel untuk National Security Agency (NSA) dan Special Counsel untuk Direktur FBI, yang mengatakan "The reality is that as long as we live in an open and free society, it's difficult if not impossible to stop every attack like this, and to vet every single person before they entered the country (realitasnya, selama kita hidup dalam sistem masyarakat terbuka dan bebas, maka sulit atau bahkan mustahil untuk menghentikan serangan teror seperti ini, seperti sulitnya menginterogasi secara detail setiap orang sebelum datang ke Amerika)".

Tapi apa sih istimewanya serangan teror Sayfullo Saipov bagi Amerika? Toh, ini bukan kali pertama Amerika mengalami aksi teror. Lagi pula, serangan serupa pernah terjadi di Nice Perancis, Barcelona Spanyol, London Inggris, Berlin Jerman. Jawabannya mungkin salah satu atau semua catatan berikut:

Pertama, serangan Sayfullo Saipov memang sangat kecil, jika dibanding serangan 11 September 2001 (9/11). Tapi karena serangan terjadi di West Side, di jantung kota New York, maka serangan itu menjadi persoalan harga diri. New York relatif aman dari ancaman aksi teror sejak peristiwa 9/11.

Sayfullo Saipov mengirim pesan tegas ke Amerika: "Kami di sini, akan tetap di sini, dan siap beraksi". And so far, nothing America can do to deal with it.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun